Meliput Saat PSU, Seorang Wartawan Di Cekik Petugas Kepolisian

IMG_20210504_192355-scaled.jpg

Labuhanbatu, Benuanews.com – Pasca dilakukannya pemungutan suara ulang (PSU) di Labuhanbatu, seorang wartawan dari media Benuanews.com menjadi korban intimidasi dari oknum polisi saat bertugas di TPS 07, Kelurahan Bakaran Batu, Kecamatan Selatan, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, Sabtu (24/04/2021) Sekira pukul 15.30 WIB.

Korban bernama Romi Rambe, menceritakan kejadian tersebut terjadi saat dirinya hendak mengambil video pada saat dilakukannya pembubaran oleh Kapolres Labuhanbatu AKBP Deni Kurniawan, S.I.K., M.H., kepada warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan dengan tidak memakai masker datang untuk menyaksikan pemungutan suara Ulang Di TPS 07, sekitar pukul 15.30 WIB. Namun pada saat melakukan peliputan dengan melakukan rekaman Video dan foto-foto, Kapolres mengatakan kepada wartawan benuanews.com “Apa kau video-video???”

“Saat itu juga, dua oknum polisi merampas HP saya. Padahal saat itu saya sempat memberitahukan bahwa saya seorang wartawan, namun oknum polisi tersebut tetap merampas HP saya,” ucap Romi.

Tidak hanya itu, menurut Romi, saat itu lehernya juga dicekik/dipiting oleh petugas polisi yang berpakaian lengkap dan gagah tersebut.

“Video dan foto-foto hasil liputan saya juga disuruh hapus bang. Seharusnya bapak-bapak polisi itu bisa membedakan wartawan yang sedang bertugas dengan warga yang hanya melihat PSU berlangsung,” ujar Romi dengan raut wajah kesal, karena sepatu yang sehari-hari dipakainya untuk bekerja juga robek.

Sebab wartawan dilindungi oleh undang-undang no 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, maka perlakuan dari oknum polisi sangat disayangkan terjadi kepada wartawan yang seyogyanya adalah mitra.

Salah seorang warga ketika dimintai keterangannya, membenarkan seorang warga yang baru diketahui ternyata seorang wartawan telah dipiting/dicekik oleh beberapa oknum polisi saat berada di sekitar TPS 07.

Sementara itu, Kapolres Labuhanbatu AKBP Deni Kurniawan, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp
mengenai kejadian tersebut seolah membela perbuatan intimidasi yang dilakukan oleh para anggotanya itu. (“Ijin pak, saya wartawan yang meliput di TPS 07 dan telah diintimidasi oleh anggota bapak saat meliput kegiatan PSU. Apakah ada larangan kepada seorang jurnalis untuk meliput pasca PSU berlangsung. Kalaupun masalah protokol kesehatan, saya telah mematuhi dengan menjaga jarak dan memakai masker”).

“Saya telah perintahkan bagi yang tidak berkepentingan mendekat ke TPS, bukan hanya di TPS 7 tapi di semua TPS yang PSU. Anda seharusnya bersyukur kami bisa amankan PSU dengan damai, anda tidak tahu berterimakasih itu namanya,” ucap Kapolres, membalas pesan WhatsApp Romi. (US)

scroll to top