Touring HRAcademy Ke Sentra-Sentra Randang Di Sumatera Barat

IMG-20220205-WA0025.jpg

Padang.com, Padang,- Rendang dan masyarakat Minangkabau tak bisa dipisahkan. Kuliner ini sudah menjadi identitas tersendiri ketika menyambut hari-hari besar seperti memasuki bulan puasa dan lebaran.

Rendang juga diakui sebagai makanan terenak di dunia. Pengakuan tersebut otomatis meningkatkan eksistensinya di kancah dunia.

Lalu, pernahkan terpikir oleh anda dari mana asal mula nama rendang dan bagaimana sejarahnya hingga menjadi kuliner khas di Ranah Minang? Pernahkah anda melihat proses pembuatan Randang dari awal sampai akhir???

Untuk mengetahui asal muasal Randang dan cara pembuatannya, HRAcademy UMKM Sumatera Barat mengadakan Touring ke sentra-sentra Randang yang ada di Sumatera Barat.

“Kebetulan kita ada tamu dari Inggris, yang akan membantu memasarkan produk UMKM Sumatera Barat ke kawasan Eropa” ujar Wevy.

Nizma Agustjik warga negara Indonesia yang bersuamikan lelaki Inggris dan menetap di Inggris, serta Zeynita Gibons, seorang wartawan senior yang bekerja di LKBN Antara perwakilan London yang juga bersuamikan orang Inggris.

Kedua orang ini akan ikut membantu memasarkan produk UMKM Sumatera Barat, baik Randang maupun hasil kerajinan dan makanan ringan.

Dengan menggandeng Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, tim HRAcademy memulai touringnya di Nagari Ampang Pulai Tarusan Pesisir Selatan. Atas inisiasi dari bapak Adisman, tim HRAcademy mendapat penjelasan tentang cara pembuatan Randang Gurita, serta pembuatan Randang Cik Ani. “Selama ini Randang selalu identik dengan daging, maka di Nagari Ampang Pulai ini kita di suguhi Randang Gurita” ujar Wevy.

Sehabis dari Pesisir Selatan, tim melanjutkan perjalanan ke Nagari Koto Baru Kecamatan Baso Kab Agam. Di sini tim di sambut langsung Kepala Dinas Pariwisata Kab Agam Satria, Camat Baso Rio Eka Putra dan Wali Nagari Koto Baru Zuhdi.

Kedatangan tim disambut hangat oleh para pejabat setempat. Bahkan Kepala Dinas Pariwisata meminta kepada tim HRAcademy agar mengunjungi setiap kecamatan yang ada di Kab Agam. “Saya atas nama Pemerintah Kab Agam mohon kepada tim HRAcademy Sumbar agar berkenan untuk berkunjung ke seluruh Kecamatan yang ada di Kab Agam” ujar Satria. “Kami akan fasilitasi kedatangan HRAcademy” lanjutnya.

Dari Kab Agam, tim melanjutkan perjalanan ke Kota Payakumbuh. Sebelum ke Payakumbuh, tim menyempatkan diri mampir ke kampung Sanjai Bukittinggi. Sehabis dari kampung Sanjai barulah tim melanjutkan perjalanan ke Kota Payakumbuh. Di sini tim diterima oleh Wakil Walikota Payakumbuh Erwin Yunaz.

Dalam sambutannya, Erwin Yunaz menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan HRAcademy Sumbar ke Payakumbuh. “Terima kasih atas kunjungan tim HRAcademy dan ibu-ibu yang dari Inggris. Mudah-mudahan kunjungan ini akan membawa angin segar untuk kemajuan UMKM terutama Randang yang ada di Payakumbuh” ujar Erwin.

Di sini tim HRAcademy diajak ke Sentra Rendang di Padang Kaduduk Kota Payakumbuh. Tim HRAcademy terutama ibu Nizma dan Zeynita Gibons sangat terkesan dengan rumah produksi Randang Payakumbuh tersebut.

Menurut Nizma Agustijk, proses pembuatan Randang di Kota Payakumbuh ini sudah memenuhi standar. “Kalau dilihat dari proses dan tempat, Randang Payakumbuh ini sudah layak di promosikan ke luar negeri” ujar Nizma.

Yang penting katanya, segala persyaratan untuk eksport harus dilengkapi agar tidak ada kendala dalam pengiriman nantinya.
Nizma berjanji akan mencarikan pemasaran produk UMKM Sumatera Barat ke Eropa terutama di Inggris.

Dari Payakumbuh, tim melanjutkan perjalanan ke Kab Tanah Datar dan disambut langsung oleh Bupati Tanah Datar Eka Putra. Dalam sambutannya Bupati meminta agar HRAcademy ikut mempromosikan produk-produk UMKM Tanah Datar.

“Saya ingin produk UMKM bisa menunjang pariwisata di Tanah Datar” ujar Bupati. Oleh sebab itu Eka Putra meminta kesediaan HRAcademy agar bersedia mempromosikan produk UMKM Tanah Datar hingga dapat menembus pasar Eropa, ungkap Bupati.

Tim HRAcademy kemudian mengunjungi Rumah Gadang Pagaruyung dan selanjutnya mengunjungi dapur Bumbu Mandhe di kawasan Dobok Batusangkar. Di sini tim disuguhi Randang Baluik dan Randang Daun.

Dari dapur Bumbu Mandhe, tim bergerak menuju Kab Solok tepatnya di Nagari Koto Gaek Guguak. Sama seperti di daerah lain, tim juga disuguhi cara pembuatan Randang Cibadak dan pembuatan sulam selendang Koto Gaek.

Setiap daerah yang dikunjungi, selalu di buatkan video oleh tim dari Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat. “Video ini nantinya akan di siarkan di BBC London” ujar Wevy

Sebagai orang yang pernah tinggal di Inggris, Wevy paham betul akan kesukaan dan kebiasaan para perantau Indonesia yang tinggal di Negara Ratu Elizabeth tersebut. “Di Inggris dan Eropa umumnya, yang beredar itu Randang asal Malaysia dan Thailand.”ujar Wevy. Oleh sebab itu dirinya bertekad agar Randang asal Minang ini bisa menembus pasar Eropa, dengan bantuan ibu Nizma dan Zeynita Gibons.

(Marlim)

scroll to top