Sungai Batang Bawan di Usulkan Normalisasi Oleh Anggota DPRD Provinsi

WhatsApp-Image-2020-07-01-at-19.49.08.jpeg

Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat H Syafril Huda melihat aliran sungai bersama dengan Ketua KAN Nagari Sitalang Rustam Efendi

Lubuk Basung (benua)- Sungai Batang Bawan di Nagari Sitalang Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam masih dalam kondisi memprihatinkan pasca banjir bandang yang melanda kawasan sungai tersebut, untuk melewati sungai tersebut masyarakat masih mempergunakan jembatan darurat yang dibangun beberapa waktu yang lalu.

Disaat saat Anggota DPRD Provinsi Sumbar, Syafril Huda mengadakan reses didaerah tersebut berkesempatan  melihat sungai tersebut dan mengusulkan normalisasi Sungai Batang Bawan di Nagari Sitalang, Kecamatan Ampeknagari, Kabupaten Agam, dalam mengantisipasi banjir susulan di daerah itu.

“Normalisasi itu telah saya sampaikan ke Balai Sungai Wilayah V dan berharap bisa disetujui,” katanya saat reses perorangan ke Nagari Sitalang, Rabu.

Syafril Huda menyampaikan untuk melindungi masyarakat yang berada disekitar sungai Batang Bawan ini berharap kepada Balai Sungai Wilayah V, untuk melakukan normalisasi rumah warga di sekitar sungai terlindungi  dari air bah.

Mengingat air sungai itu telah meluap sebanyak tiga kali yang mengakibatkan rumah warga terendam banjir dan merusak jembatan penghubung antara Batu Kambing Kecamatan Ampeknagari menuju Nagari Silareh Aia Kecamatan Palembayan pada awal 2020.

“Dengan adanya kejadian itu, saya turun ke lokasi untuk reses perorangan dalam menerima aspirasi masyarakat,” katanya.

Sekretaris DPW Partai Persatuan Pembangunan Sumbar ini juga berharap Pemkab Agam segera membangun jembatan agar akses masyarakat kembali normal.

Masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan penebangan hutan secara liar di daerah aliran sungai, karena dampakmya sangat besar.

“Pihak berwajib memberikan tindakan tegas kepada pihak yang melakukan penebangan hutan, agar alam terjaga sehingha daerah itu terhindar dari banjir,” katanya.

Sementara Ketua Kerapatan Adat Nagari Sitalang, Rustam Efendi menambahkan jembatan penghubung itu merupakan akses satu-satunya membawa hasil perkebunan.

Saat ini pemerintah dan masyarakat membangun jembatan darurat yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

“Di lokasi baru dibangun jembatan darurat yang bisa dilalui kendaraan roda dua dan beresiko rusak apabila air sungai besar,” katanya.

scroll to top