Pengungsi Erupsi Gunung Merapi Mulai Bosan Masyarakat Malas Kembali Di Tempat Evakuasi Sementara

IMG-20201217-WA0036.jpg

(KLATEN-Benuanews.com). Beberapa hari terakhir ini sebagian masyarakat sudah mulai malas untuk tidur di tempat evakuasi sementara (TES). Kondisi ini dibenarkan oleh Bapak Jainu sebagai Kaur Perencanaan Desa Balerante. “Betul, mereka kalau pagi naik ke rumah mereka di lereng gunung yang lebih atas sambil bekerja di ladangnya masing-masing dan kalau sore hari turun untuk tidur di ruang TES. Beberapa diantara pengungsi sudah mulai tidak kelihatan di TES”, kata Bapak Jainu kepada Benuanews pada Selasa (15/12/2020). “Kami akan segera mendata para keluarga pengungsi yang masih tinggal di TES karena ternak sapi yang mereka miliki juga sudah dibawa pulang ke rumah mereka”, lanjutnya.

Monitoring Siaga Bencana Erupsi Merapi mulai turun, sementara masa tanggap darurat habis per 15 Desember 2020 dan belum ada pengumuman dari BNPB apakah masa darurat diperpanjan atau tidak. Bapak Subur sebagai Ketua Organisasi Pengurangan Resiko Bencana Desa Tegalmulyo Klaten ikut mengakui kondisi para pengungsi yang sudah mulai bosan untuk bolak balik naik turun ke TES. “Mereka juga tidak menyatakan kalau bosan tinggal di pengungsian lagi”, kata Pak Subur.

“Kami menyadari jika para pengungsi mengalami kebosanan tinggal terlalu lama di tempat pengungsian”, kata Sip Anwar selaku Kepala Pelaksana BPBD Klaten. Segala upaya melalui kegiatan agar para pengungsi tetap nyaman di pengungsian sudah dilakukan. “Kami memberi berbagai sarana hiburan seperti penyediaan televise dan kegiatan olah raga, bahkan hiburan dari comedian senior juga ikut memberi semangat”, jelas Sip Anwar.

Pihak BPBD Klaten telah memastikan bahwa stok logistis masih melebihi dari cukup seperti beras, aneka sayuran dan lauk pauk bahan makanan. Bantuan beras dari Pemkab dan dari Pemprov selalu ada dan disimpan di kantor Kecamatan Kemalang. Pihak PMI Klaten juga telah memberi bantuan berupa family kit atau educational toys serta menyelenggarakan kegiatan psikososial di tempat penampungan.

“Kami menyerahkan bantuan family kit dan menggelar kegiatan psikososial”, kata Yuli Budi Susilowat sebagai Bendahara PMI Klaten. Dinyatakan bahwa bantuan family kit sebanyak 253 paket telah diberikan ke pengungsi maupun warga di daerah rawan erupsi. “Kami memiliki alat music angklung yang dapat dibawa kemana-mana. Kami bermain music bersama antara para relawan dan para pengungsi. Bermain musik ini agar para relawan juga tidak merasa jenuh untuk melayani para pengungsi Gunung Merapi”, pungkasnya.

(Kontributor: barry)

scroll to top