AS-(Benuanews.com)-Kepala badan mata-mata Mossad David Barnea mengunjungi Washington minggu ini saat Israel mencari bantuan pemerintahan Trump untuk memindahkan warga Palestina keluar dari Gaza
Kepala mata-mata, David Barnea, mengatakan kepada utusan Gedung Putih Steve Witkoff bahwa Israel telah berbicara khususnya dengan Ethiopia, Indonesia, dan Libya, menurut laporan Axios mengutip dua sumber yang mengetahui hal itu.
Tujuan pemerintah Israel untuk memindahkan sebagian besar penduduk Gaza sangat kontroversial, bahkan diklaim sebagai kejahatan perang.
Dalam pertemuan mereka awal minggu ini, Barnea mengatakan kepada Witkoff bahwa Ethiopia, Indonesia dan Libya telah menyatakan keterbukaan untuk menerima sejumlah besar warga Palestina dari Gaza, kata kedua sumber tersebut.
Axios juga melaporkan bahwa Barnea menyarankan agar AS menawarkan insentif kepada negara-negara tersebut dan membantu Israel meyakinkan mereka.
Namun, utusan Gedung Putih itu tidak berkomitmen, bahkan tidak jelas apakah AS akan secara aktif mempertimbangkan masalah ini, kata satu sumber Axios.
Kendati demikian, hingga kini belum ada keterangan resmi dari Gedung Putih, Kantor Perdana Menteri Israel, dan kementerian luar negeri Ethiopia, Indonesia, dan Libya terkait laporan tersebut.
Gagasan untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza telah mendapat penolakan signifikan dari negara-negara Arab, bahkan dunia.
Axios juga melaporkan bahwa Pemerintahan Trump memberi tahu pejabat Israel bahwa jika Netanyahu ingin mewujudkan gagasan ini, Israel perlu menemukan negara yang bersedia menerima warga Palestina dari Gaza.
Atas dasar itu, Netanyahu menugaskan badan intelijen luar negeri Israel, Mossad, untuk mencari negara-negara yang bersedia menerima sejumlah besar warga Palestina yang terusir dari Jalur Gaza