LABUSEL,BENUANEWS.COM
1 (satu) dari 3 (tiga) anak Indonesia mengalami gagal tumbuh, kurang energi kronik dan stunting. Oleh karena itu dipandang perlu menggalang gerakan nasional yang menjadi prioritas pembangunan sumber daya manusia.
Percepatan penurunan stunting merupakan program nasional yang harus menjadi prioritas daerah, mencakup program-program pokok intervensi gizi seperti kesehatan anak yang lebih baik (KIA), konseling gizi, air minum dan sanitasi (Kesling) dan Pendidikan anak usia dini.
Hal itu dikatakan Wakil Bupati Labuhanbatu Selatan, H. Ahmad Padli Tanjung, S.Ag pada kegiatan Lintas program dan Lintas sektor penanggulangan dan pencegahan Stunting di Kabupaten. Labuhanbatu Selatan, Selasa (02/08/2022).
“Stunting adalah kondisi gagal tumbuh anak balita akibat kekurangan gizi kronis pada 1000 hari pertama kehidupan. mempengaruhi perkembangan otak, juga resiko lebih tinggi menderita penyakit kronis, bersifat permanen dan sulit diperbaiki dimasa dewasanya,” ungkap Wabup.
Dikatakan, Aksi integrasi adalah instrumen dalam bentuk kegiatan untuk meningkatkan intervensi gizi dalam penurunan stunting. pelaksana tersebut membutuhkan perubahan pelaksana dari pelaku lintas sektor agar program dapat diterapkan hingga menyasar rumah tangga dan 1000 hari kehidupan pertama.
Lebih jauh disebutkan, Untuk memfasilitasi bantuan teknis dan pinwas, Dirjen Bangda Kemendagri melalui vasilitator Perencanaan pembangunan daerah agar memastikan aksi korvergensi masuk dalam RPJMD dan RKPD.
Wabup berharap dapat melakukan langkah-langkah konkrit untuk konvergensi program tahun 2022, memanfaatkan BOK stunting mendukung pelaksanaan melalui koordinasi antara Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat serta dinas terkait.
Berperan serta memberikan arahan kepada kelurahan dan desa dalam mengoptimalkan pemanfaatan dana desa untuk penurunan prevanlesi stunting di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
(K.Nasution)