JAMBI.(Benuanews.com)-Anggaran Dana SPJ PKK FEB UNJA tahun 2021 Diduga sarat akan kejanggalan,dan tidak adanya transparansi pihak kampus.Wakil Dekan Prof. Dr. Shofia Amin, S.E., M.Si. Angkat Bicara.
Dugaan kejanggalan tersebut disampaikan langsung Adji Permana”Dimana oknum pihak kampus diduga bermain-main dengan mahasiswanya dalam suatu ajang yakni, Pengenalan Kehidupan Kampus (PKK) Fakultas.
Adji Permana menyuarakan kegelisahannya imbas tidak adanya transparansi anggaran dari pihak Fakultas dalam pelaksanaan PKK Fakultas tersebut.
Namun disaat Adji tergerak untuk menanyakan soal kejanggalan duit PKK yang dikelola panitia yang ia komandoi pada 2021 lalu, yang Adji dapatkan hanya pengekangan berbau ancaman dari pihak Fakultas.
Adji pun memberanikan diri mengungkap semuanya ke hadapan publik, dengan harapan agar peristiwa serupa tak terulang kembali. Adji pun mengungkap semuanya. Kepada media ini dia menceritakan begini.
“Kami minta transparansi, minta tengok SPJ PKK. Cuman dak dikasih dengan alasan mahasiswa dak boleh tau. Dak boleh ngotak-atik anggaran negara ni. Padahal aku ni Ketua Panitia,” kata ketua Panitia PKK FEB UNJA 2021, Aji Permana belum lama ini.
Adji yang merasa janggal pun tidak terima saja alasan ibu Wadek, dia terus meminta agar SPJ PKK 2021 dibuka dengan jelas. Namun ia malah dapat pengekangan berbau ancaman.
“Hati-hati kagek kamu dapat sanksi, Jangan sampe kau nanti jadi pahlawan kesiangan jii.. hati-hati status kamu ni mahasiswa. Ingat, dosen-dosen disekitar kau tu nyatat be tu kayak mano perilaku kamu” ujar sang Dosen mengintimidasi.
Setelah upaya meminta keterbukaan atas anggaran atau dana PKK FEB Unja 2021 dengan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Sophia menemui jalan buntu. Adji meneruskan ke Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Jambi. Hasilnya sama, namun fakta baru soal duit PKK FEB UNJA 2021 terkuak.
“Pas jumpa Dekan, awalnya dia (WD 3) bilang sama kami uang cair cuman 9 juta. Pas ketemu Dekan baru dikeluarin kwitansi tu, ruponyo 23 juta anggarannya. Itulah yang kami kesalnyo, yang awalnya dibilang 9 juta ruponyo 23 juta ditambah sertifikat PKK Mahasiswa masih banyak kurang, perlengkapan kawan-kawan panitia semua terbatas,” ujar Adji Kesal.
“Itupun ado sisianya pula 6 juta nah kemano duit sisa tu? SPJ dak boleh ado sisa masa di laporan ado sisa 6 juta.” katanya lagi.
Namun hingga saat ini, Adji Permana tampak belum Terima. Ia pun menegaskan bahwa persoalan ini akan terus ia kawal sampai tuntas dan meminta keterbukaan atas semua kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan oleh ormawa dilingkungan feb unja.”jelasnya
Melalui Pesan singkat WhatsApp Wakil Dekan Prof. Dr. Shofia Amin, S.E., M.Si. Saat dikonfirmasi”Membantah soal dugaan Penyimpangan Anggaran dana SPJ PKK FEB UNJA tahun 2021″
Prof.Dr.Shofia Menjelaskan “Terkait pemberitaan dana PKK Maru 2021, itu terjadi di bulan Agustus 2021 dalam suasana covid.Saya mulai bertugas sebagai wadek 3 pada Juli 2021.
Dalam sistem keuangan kami, setiap kegiatan diberikan UMK dulu, selanjutnya dari spj yang masuk akan diteliti kebenarannya.
Rasanya sistim keuangan di Unja ini sudah berlapis pengawasannya. Kita punya PPK fakultas, PPK Univ dan ada juga SPI. Setiap tahun juga kita diaudit oleh lembaga-lembaga keuangan negara.”sebutnya
Saya sebagai wadek 3 tidak berhak membuat spj, Hanya mengerakkan dan mengkoordinir kegiatan -Kegiatan kemahasiswaan yang menunjang prestasi mereka.
Terkait isu kejanggalan yang dituduhkan, ini hanya misscommunication saja.Ke jadian di 2021 yang pasti sudah diaudit. Sementara Kemenristekdikti dan Unja sendiri banyak memberikan tawaran hibah hibah kompetitif kepada mahasiswa/i seperti PMW, PMW plus, Proide dan lainnya.
Sebagai Wadek 3 Saya lebih fokus mendorong mahasiwa untuk mengikuti kompetisi kompetisi tersebut,karena mahasiswa berprestasi merupakan indikator kinerja utama fakultas dan universitas.
Belum lagi saya sbg dosen pribadi, juga dituntut untuk berprestasi melalui publikasi ilmiah dan implementasi program MBKM.
Ditambah lagi saya juga seorang ibu yang memiliki suami dan anak yang harus saya urus.Ini sudah menyita waktu dan energi saya sehingga saya tidak sempat lagi untuk berfikir melakukan penyimpangan.
Sekarang kan semua berbasis kinerja, akibatnya semua sibuk berkompetisi meraih kinerja dalam rangka mewujudkan misi dan visi Universitas.”ungkapnya,Sabtu 10/06/23