Situasi Tambang Batu Bara PT SAS di Jambi Kondusif, Investor Dapat Sinyal Positif

1000722219.jpg

JAMBI.(Benuanews.com) – Polemik yang sempat memanas terkait kegiatan tambang batu bara dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) milik PT SAS di Provinsi Jambi kini berangsur menuju titik terang. Ketua Sahabat Alam Jambi, Jefri Bintara Pardede, mengungkapkan bahwa situasi sudah kondusif dan para pihak telah membuka komunikasi untuk mencari jalan keluar terbaik.

“Alhamdulillah, saat ini semua pihak yang terlibat sudah bisa menurunkan tensi. Sudah ada komunikasi yang sehat dan terbuka, dan sekarang fokusnya adalah mencari win-win solution,” ujar Jefri dalam keterangannya kepada media, Kamis (14/8/2025).

Menurutnya, pendekatan dialog dan musyawarah menunjukkan kedewasaan semua pihak dalam menyeimbangkan kepentingan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan. Kondisi ini dinilai penting untuk menciptakan stabilitas sosial sekaligus memberikan sinyal positif bagi iklim investasi di Jambi.

“Situasi kondusif ini tentu menjadi kabar baik bagi para investor. Kita ingin Jambi dikenal sebagai daerah yang terbuka terhadap investasi, tapi tetap berkomitmen menjaga lingkungan. Kawal investasi, lawan perampasan. Dampaknya akan langsung dirasakan dalam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

PT SAS diketahui akan membangun jalan khusus dan mengelola kegiatan pertambangan batu bara di wilayah Jambi. Operasional TUKS perusahaan ini sebelumnya mendapat sorotan publik, namun kini dengan adanya mediasi antara perusahaan, pemerintah daerah, masyarakat, dan kelompok lingkungan, dinamika yang sempat tegang mulai mereda.

Jefri mengapresiasi keterlibatan semua pihak dalam proses penyelesaian, termasuk membuka ruang partisipasi publik dan memastikan aspek lingkungan tetap menjadi prioritas dalam pengambilan keputusan.

“Masyarakat Jambi tidak anti-investasi, tapi menginginkan investasi yang cerdas, bertanggung jawab, dan membawa manfaat bagi warga lokal. Sahabat Alam Jambi akan terus mengawal agar proses ini tetap dalam koridor keberlanjutan,” ujarnya.

Ia berharap model penyelesaian seperti ini bisa menjadi contoh bagi penanganan konflik serupa di masa depan—dengan semua pemangku kepentingan duduk bersama, bukan saling menyalahkan.

“Kita semua cinta Jambi. Kita ingin daerah ini tumbuh, tapi juga lestari. Semoga semangat kolaborasi ini bisa terus terjaga,” tutup Jefri.

scroll to top