Raja Ampat, November 2024 – Raja Ampat dikenal dengan keindahan alam bawah laut dan kekayaan hayati yang luar biasa. Namun, di balik pesona tersebut, banyak desa di wilayah ini yang masih menghadapi keterbatasan akses terhadap air bersih. Merespon persoalan tersebut, Wakaf Salman melalui program “Air untuk semua” bekerjasama dengan Tim Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan Eksplorasi dan Pengadaan Sumber Air Bersih di Desa Limalas Barat, Kecamatan Misool Timur, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya.
Kegiatan ini merupakan rangkaian panjang kegiatan, mulai dari eksplorasi, pengeboran, hingga pembangunan infrastruktur pengadaan air bersih. Rangkaian kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Eng. Ir. Very Susanto, S.T., M.T., Dosen Teknik Geologi ITB, yang menyertakan mahasiswa program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dalam kegiatan tersebut, yakni Zisqow Jabara Suwanda (Teknik Geologi ‘22) dan Ali Bahtanazar Umar (Teknik Kimia ‘21).
Program ini merespons kebutuhan mendesak desa yang kekurangan air bersih. Maka dari itu, program pengabdian masyarakat ini berfokus pada identifikasi sumber daya air yang dapat dieksploitasi secara sustain dan peningkatan akses air bersih di desa tersebut. Krisis air bersih dapat berdampak pada kesehatan, sanitasi, dan produktivitas pertanian masyarakat. Maka dari itu, pelaksanaan eksplorasi air bersih tersebut hadir untuk menjawab tantangan tersebut. Program ini dimulai dari survey bersama pamong desa dalam penentuan titik pemboran, melakukan identifikasi sistem akifer, pengeboran sumur, pengujian sifat fisik air tanah, pembuatan penampungan air, dan diakhiri dengan distribusi air ke rumah-rumah warga.
“Pelaksanaan eksplorasi ini merupakan respons dari keluhan warga Limalas Barat. Melalui program ini, kami berharap dapat menjawab kebutuhan masyarakat, terutama dalam mengakses air bersih.” ujar Dr. Very. “Memang, tantangan utama pengadaan air bersih pada Kawasan 3T ini adalah pada mobilisasi alat berat dan peralatan pemboran, serta keterbatasan berbagai alat dan bahan yang harus dihadirkan dari kota utama provinsi, Sorong”, tambahnya. Sebagai gambaran, pelayaran Sorong ke Pulau Limalas sendiri dengan menggunakan Kapal Fery Terubuk 1 memakan waktu tempuh antara 12 hingga 13 jam. Sementara mobilisasi dari satu titik desa ke desa lain, dilakukan melalui jalur laut, dengan menggunakan longboat yang dapat menempuh waktu beberapa jam. Mobilisasi alat pemboran, misalnya, idealnya menggunakan 6 buah longboat secara bersamaan, yang tentu memerlukan konsumsi bahan bakar yang tidak sedikit. “Alhamdulillah, dukungan Kepala Kampung dan gotong royong warga sangat antusias, dengan swadaya, sehingga mobilisasi alat berat dapat dilakukan”, tambah Very kembali.
Pengeboran air tanah ditargetkan mencapai akifer yang cukup dalam hingga akifer batugamping. Kemudian dengan melibatkan perangkat dan warga desa, dipasanglah alat dan infrastruktur pengeboran. Dengan kolaborasi dan sukacita warga Limalas Barat bersama menyelesaikan pekerjaan ini, akhirnya sumur bor “dalam” pertama di kampung ini dapat diwujudkan.
Pak Yesaya yang akrab disapa Kepala Kampung sangat menyambut baik kegiatan ini. “Kami berterima kasih kepada ITB dan Wakaf Salman atas kesediaannya dalam menanggapi kebutuhan warga di sini dalam mengakses air bersih. Air bersih telah lama menjadi kebutuhan mendesak di desa kami dan kami bersyukur karena ada langkah nyata dari ITB dan Wakaf Salman untuk menuntaskannya. Kehadiran tim di desa kami memberikan harapan baru bagi kami. Kami berharap kerjasama ini dapat terus berlanjut di masa depan, termasuk pengeboran titik sumur di lokasi lainnya.”
Dengan diadakannya program ini, diharapkan sedekah jariyah melalui pengeboran air memastikan setiap tetesan yang digunakan untuk kebutuhan hidup warga menjadi ladang kebaikan yang tak terputus hingga akhirat bagi para wakif. “Dengan demikian, Wakaf Salman sebagai perpanjangan tangan wakif dalam menyalurkan donasi berhasil mempertahankan kredibilitasnya sekaligus memberikan manfaat sangat luas untuk Warga Limalas Barat,” pungkas Ali, salahsatu pelaksana kegiatan yang juga merupakan mahasiswa yang mendapatkan benefit dari program-program Wakaf Salman, tinggal di asrama Wakaf Salman .