MENTAWAI (benuanews.com) ~ Kondisi geografis Kabupaten Kepulauan Mentawai yang dikelilingi oleh lautan dan aktifitas masyarakat yang selalu bersentuhan dengan laut baik kegiatan perekonomian maupun mobilitas lainnya, seringkali memakan korban karena minimnya safetylife maupun kondisi alam yang kurang bersahabat.
Di sepanjang tahun 2022 Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai mencatat telah melakukan Operasi SAR sebanyak 19 kali yaitu Kecelakaan Kapal sebanyak 12 kali dan Kondisi Membahayakan Manusia sebanyak 7 kali sebagaimana yang diungkapkan oleh Kakansar Mentawai Akmal, S. Sos kepada Benuanews.com saat dikonfirmasi di ruangannya.(30/12/2022)
”Operasi SAR yang telah dilakukan oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai sepanjang tahun 2022 sebanyak 19 kali meliputi Kecelakaan Kapal sebanyak 12 kali dan Kondisi Membahayakan Manusia sebanyak 7 kali dengan korban sebanyak 81 orang, 76 orang korban selamat, 3 orang korban meninggal dunia dan 2 orang korban dinyatakan hilang,” ucap Kakansar Akmal.
“Tiga orang korban meninggal dunia terjadi di Pelabuhan Tuapeijat, Pantai Mapaddegat, Kecamatan Sipora Utara dan Pantai Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara. Dan dua orang korban hilang terjadi di sungai Malancan, Kecamatan Siberut Utara dan di Perairan Betumonga, Kecamatan Pagai Utara,” ungkap Kakansar Akmal.
Dalam kesempatan tersebut Kakansar Akmal juga menghimbau kepada kapal-kapal atau nelayan yang akan berlayar dan masyarakat yang akan melakukan perjalanan dengan menggunakan moda transportasi laut untuk memperhatikan :
~ Kondisi cuaca saat itu dan perkiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG.
~ Pastikan kondisi fisik sehat dan logistik yang mencukupi.
~ BBM kapal dan perahu yang cukup dan mesin yang baik.
~ Memiliki peralatan safety seperti pelampung, memiliki peralatan komunikasi dan navigasi yang baik, memiliki peralatan pemancar sinyal marabahaya seperti EPIRB.
“Semoga Mentawai jauh dari kejadian kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan manusia. Avignam jagad samagram,” pungkas Kakansar Akmal.(W).