Sedih dan Terpukul Melihat Kondisi Kampungnya, Wandrizal Siap Maju Sebagai Calon Wali nagari Ampalu 

IMG-20220324-WA0027.jpg

Limapuluh Kota, -Benuanews.com Sebagai putra daerah Nagari Ampalu, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota, Wandrizal, sosok yang cukup lama mengabdi di lingkungan kantor Bupati Limapuluh Kota, mengaku sedih dan terpukul melihat kondisi kampung halamannya yang pembangunannya terus terpuruk.

“Sebagai nagari yang berada daerah pinggiran dalam kawasan Kecamatan Lareh Sago Halaban, kondisi Nagari Ampalu tidak lebih baik dan tidak melihatkan perkembangan dalam gerak pembangunannya. Kalau pun ada gerak pembangunannya, tapi tidak signifikan dan belum membawa dampak berarti untuk kondisi daerah dan ekonomi masyarakat,” ungkap Wandrizal membuka tabir kelam yang tahun demi tahun terus menyungkup kampung halamannya Nagari Ampalu.

Menurut Wandrizal, perkembangan pembangunan Nagari Ampalu dengan luas wilayah 108,13 kilometer persegi berjarak sekitar 8 kilometer dari Ibu Kota kecamatan Lareh Sago Halaban dan  37 kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Sarilamak, jika dibandingkan dengan nagari lainnya di kawasan Kabupaten Limapuluh Kota, Nagari Ampalu sangat jauh tertinggal. 

Demikian pula sektor ekonomi masyarakatnya yang mayoritas adalah petani, juga sangat memilukan karena masih banyak ditemukan warga yang hidup pas-pasan atau kategori miskin dengan sumber daya manusia (SDM) yang rendah.   

“Sebagai nagari yang berada di daerah pinggiran terdiri dari 6 jorong yakni, Jorong Koto, Jorong Padang Mangunai, Jorong Siaur, Jorong Padang Aur, Jorong Mangunai dan Jorong Guguak,  Nagari Ampalu harus bangkit dari ketertinggalannya,” ujar Wandrizal.

Diungkapkan Wandrizal, beranjak dari rasa prihatin dan ingin membangun nagari dan masyarakat kampung halamannya itulah, dia memastikan diri akan ikut berkompetisi dalam pemilihan Walinagari yang akan digelar waktu dekat ini.

“ Tekad saya sudah bulat untuk membangun nagari. Dengan arti lain, Saya tidak bisa lagi berdiam diri dan membiarkan Nagari Ampalu terus dalam keterpurukan. Pengalaman kerja tentang pemerintahan yang saya geluti  dibanyak kantor atau dinas di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota, menjadi modal bagi saya, jika nanti diberi amanah oleh masyarakat untuk mengurus nagari dan masyarakat ke arah lebih baik,” ungkap Wandrizal.

Sosok yang dekat dengan kalangan pejabat dan tokoh politik di lingkungan pemkab Limapuluh Kota itu juga menyatakan, jika nanti dia diberi amanah oleh masyarakat menjadi Walinagari, Wandrizal mengaku tidak ingin lagi kampung halamannya Nagari Ampalu disebut sebagai salah satu nagari tertinggal, karena kondisinya berada di daerah pinggiran yang memang selama ini kurang mendapat perhatian.

“Bersama ninik mamak, tokoh masyarakat, cadiak pandai, bundo kanduang, alim ulama, pemuda dan para perantau, kita bangun Nagari Ampalu menjadi nagari yang diperhitungan.  Bersama kita pasti bisa, karena Nagari Ampalu punya potensi besar untuk bangkit,” pungkas Wandrizal.

Sejumlah tokoh masyarakat Nagari Ampalu yang sempat diminta komentarnya terkait sudah bulatnya tekad putra daerah terbaiknya, Wandrizal, akan maju sebagai bakal calon Walinagari sangat mendukung keinginannya itu.

“ Saat ini masyarakat Nagari Ampalu memang membutuhkan sosok pemimpin yang punya visi dan misi yang berpandangan jauh ke depan. Disamping itu, sosok pemimpin yang dirindukan masyarakat Nagari Ampalu adalah paham dengan kondisi masyarakat dan daerahnya. Kami yakin, syarat itu terpenuhi pada sosok Wandrizal, ” ungkap Refrison  Mariu Dt Penggulu Bosa berkomentar.

Dukungan sama untuk Wandrizal juga muncul dari tokoh masyarakat lainnya, Jamin Nur Aini dan Tasman Dt Paduko.

Menurut tokoh masyarakat setempat, jika Wandrizal sudah menyatakan tekadnya untuk mengabdi di kampung halaman dan mencalonkan diri sebagai Walinagari, peluang untuk mendapatkan amanah dari masyarakat sangat terbuka lebar.

“ Soalnya, masyarakat Nagari Ampalu sangat membutuhkan sosok pemimpin yang mampu memujudkan Nagari Ampalu yang bersatu, maju dalam pendidikan dan perekonomian berlandaskan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah,” pungkas Jamin Nur Aini dan Tasman Dt Paduko memberikan dukungan. (Julian

scroll to top