Dompu NTB Benuanews.com Siapa yang tidak ingin bahagia dalam kehidupan ini, pasti kita semua dan juga sebagai seorang pegawai kita ingin selalu bahagia. Bahagia adalah sesuatu hal yang ingin kita raih, namun demikian sudah kita merasa bahagia dengan apa yang sudah diraih saat ini.
Apakah yang dimaksud dengan bahagia itu. Secara umum bahagia atau kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang intens. Kata bahagia menurut KBBI, ba-ha-gia adalah keadaan atau perasaan senang dan perasaan tenteram yang di mana dalam kondisi bebas dari segala hal yang menyusahkan hidup kita.
Apakah ada indikator yang bisa menentukan bahwa kita sudah bahagia. Dikutip dari. sekurangnya ada tujuh indikator dari kebahagiaan itu, adapun ketujuh indikator tersebut adalah;
Pertama, qolbun syakirun, hati yang selalu bersyukur. Artinya selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress. Inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur.
Kedua, al azwaju sholiha, pasangan hidup yang saleh/salehah. Pasangan hidup yang saleh/salehah akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah (tenang, penuh cinta dan kasih sayang).
Ketiga, al aulaadul abror, anak yang saleh/salehah, Doa anak yang saleh/salehah untuk orang tuanya akan dikabulkan Allah SWT. Berbahagialah orang tua yang memiliki anak saleh/salehah.
Keempat, al biatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita. Rasulullah SAW menganjurkan untuk bergaul dengan orang-orang saleeh/salehah yang selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan bila kita salah.
Kelima, al maalul halal, harta yang halal. Bukan banyaknya harta tapi halalnya harta yang dimiliki. Harta yang halal akan menjauhkan setan dari hati. Hati menjadi bersih, suci dan kokoh sehingga memberi ketenangan dalam hidup. Berbahagialah orang yang selalu menjaga kehalalan hartanya dengan teliti.
Keenam, tafaqquh fid dien, semangat untuk memahami agama. Dengan belajar ilmu agama, akan semakin cinta kepada agama dan semakin tinggi cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.
Ketujuh, umur yang berkah. Yakni, umur yang semakin tua semakin saleh. Setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Semakin tua semakin rindu untuk bertemu dengan Allah SWT Sang Maha Pencipta. Inilah semangat hidup orang-orang yang berkah umurnya. Berbahagialah orang-orang yang umurnya berkah.
A. Dimensi Kepuasan hidup
Kepuasan terhadap keharmonisan keluarga: 82,56
Kepuasan terhadap keadaan lingkungan: 81,56
Kepuasan terhadap kondisi keamanan: 81,20
Kepuasan terhadap hubungan sosial di lingkungan: 79,10
Kepuasan terhadap kesehatan: 76,28
Kepuasan terhadap ketersediaan waktu luang: 75,87
Kepuasan terhadap rumah dan fasilitas rumah: 73,64
Kepuasan terhadap pekerjaan/usaha/kegiatan: 72,37
Kepuasan terhadap pendapatan rumah tangga: 66,76
Kepuasan terhadap pendidikan dan keterampilan: 62,79
B. Dimensi Perasaan
Perasaan senang/riang/gembira: 77,64
Perasaan tidak tertekan: 64,87
Perasaan tidak khawatir/cemas: 57,91
C. Dimensi Makna Hidup
Penerimaan diri: 76,15
Tujuan hidup: 75,33
Penguasaan lingkungan: 74,52
Kemandirian: 73,56
Hubungan positif dengan orang lain: 72,16
Pengembangan diri: 66,09
Dalam banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli ilmu perilaku, menjelaskan bahwa kebahagian itu memiliki pengaruh yang penting bagi kehidupan individu baik secara sosial, psikologis, kesehatan, karir dan lainnya. Seseorang yang bahagia dalam kehidupannya memiliki tingkat produktivitas, efektivitas dan efisiensi yang tinggi dalam banyak hal dibandingkan dengan individu yang tidak bahagia.
Dengan uraian tersebut diatas mari kita tingkatkan rasa bahagia kita sehingga dalam berbagai aspek dalam kehidupan ini kita menjadi seorang yang produktif, efektif dan efisien, apapun profesi kita.
Firmansyah, S.Psi., M.MKes, Ahli Muda Pranata Humas dan Koordinator Sub Bagian komunikasi pimpinan setda kabupaten Dompu
(Imran)