SURAKARTA (Benuanews.com). Umat Kristen Katolik sangat merindukan mengikuti Misa atau Ibadah Natal tahun ini sebab pada Hari Paskah bulan lalu mereka tidak dapat mengikuti acara di gereja karena adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan gereja dan peringatan hari besar umat Kristen Katolik untuk sementara ditannguhkan. Kamis (24/12/2020)
Misa Natal di Gereja Santa Maria Regina Purbowardayan Surakarta, masuk gereja harus ber ID-Card Barcode disamping harus mengikuti protocol kesehatan, cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak. Keanggotaan umat Gereja Katolik terbagi menjadi beberapa Wilayah dan Lingkungan. ID-Card dimaksudkan untuk mempermudah pengawasan dan control terhadap jumlah kehadiran pengikut misa.
Pembatasan terhadap umat di Gereja ini sangat perlu sebab pada hari sebelum pendemi covid-19 umat yang hadir mencapai 5000 orang. Usia anak balita sampai10 tahun dan orang tua usia 70 tahun keatas dilarang untuk mengikuti acara Misa Gereja. “Misa tahun ini sudah dijadual per wilayah dan siapa yang hadir melalui ID-Card yang dipakai mereka sudah diketahui dari umat wilayah mana”, kata Agustinus Ageng Ketua Panitia Natal 2020.
Sementara itu Kamis siang (24/12/2020) seorang tokoh muslim yang sudah dikenal kearifan dan kedermawananya Habib Hasan Mulachela membagi-bagikan sembako dan uang sebesar Rp.100 ribu perorang kepada umat kristiani di kampung Debegan Kalurahan Mojosongo Kecamatan Jebres. Habib Hasan memberi contoh dalam bertoleransi ikut membagi rejeki kepada umat kristiani di hari Natal.
“Saya sendiri merasakan setiap Idul Fitri saya mendapat hadiah dari teman non-muslim, maka dalam Natal saya berbagi berkat kepada umat non-muslim “, kata Habib Hasan. Kebiasaan berbagi berkat telah dilakukan olehnya. Beberapa bulan lalu beliau juga telah memberi beras dan uang di jalanan kepada para sopir becak dan pedagang yang ditemui. Sebagai bentuk partisipasi terhadap masyarakat ekonom lemah yang terpuruk karena pendemi covid-19. “Saya tidak berfikir untuk viral karena kebiasaan berbagi berkat telah saya lakukan sejak lama”, ucap Habib Hasan yang lahir di Solo dan mantan anggota DPRD dari PPP. (Barry)