Sunyinya Malam Tahun Baru 2021, Bagaikan Pusat Kota Tertidur Semalaman

IMG-20210101-WA0002.jpg

SURAKARTA (Benuanews.com). Kamis (31/12/2020) Sejak pukul 13.25 hingga pukul 19.40 WIB hujan deras mengguyur kota. Malam pergantian Tahun Baru–pun masih gerimis membuat orang enggan untuk keluar rumah. Tidak terlihat gemerlapnya kembang api apalagi suara petasan satu-pun tidak terdengar. Tidak ada pedagang jalanan yang menjual petasan, terompet atau kembang api. Aktivitas keramaian masyarakat tidak nampak, hanya suara sepeda motor lewat. Tiap perempatan dan lorong perkampungan rumah penduduk juga sepi dari kerumunan massa.

Semua pintu masuk ke Kota Surakarta ditutup. Tindakan ini sengaja dibuat oleh pemerintah daerah bekerjasama dengan satuan keamanan untuk mencegah kerumunan masal yang dapat menimbulkan dampak semakin meningkatnya persebaran virus corona. Penutupan pintu masuk ke kota dibenarkan oleh Kapolresta Surakarta, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak. “Bukan berdasarkan pelat nomor kendaraan yang kami sekat tetapi berdasarkan kepentingan. Penyekatan sekaligus merazia barang bawaan termasuk knalpot bodong. Jadi jangan ada kerumunan di Kota Surakarta”, kata Kombes Ade.

Dinyatakan pula bahwa team gabungan terdiri dari TNI, Polri, Satpol PP serta petugas medis menyisir seluruh lokasi untuk memburu dan membubarkan kerumuman masa. Pihak kepolisian beserta Pemkot telah sepakat melarang perayaan malam tahun baru. “Pihak-pihak yang melanggar akan kami kenakan Undang Undang Karantina Kesehatan dan UU Penyakit Menular hingga pasal pidana, termasuk yang membunyikan petasan”ujarnya kepada wartawan pada Kamis (31/12/2020).

Sementara, Walikota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo kepada masyarakat supaya bergotong royong untuk memutus mata rantai persebaran virus corona dapat terkurangi. “Saya berharap jangan sampai ada warga masyarakat terkena sangksi protocol kesehatan. Pemerintah melarang para pedagang menjual terompet di wilayah Kota Surakarta”, kata Rudy. “Masyarakat dilarang untuk merayakan malam tahun baru yang dapat menimbulkan kerumunan masa, jika ketahuan maka akan dilakukan rapid tes ditempat, selanjutnya akan dikarantina”, pungkasnya.

(Kontributor: Barry)

scroll to top