Randang Menuju Warisan Budaya Dunia

IMG-20211124-WA0000.jpg

Padang, Benuanews.com,– Rendang merupakan masakan khas Minang yang sudah mendapat predikat makanan terlezat di dunia. Tidak ada yang tidak kenal dengan randang, mulai dari pejabat sampai rakyat jelata, mulai dari Sabang sampai Papua bahkan mancanegara, semua pasti tahu dengan dengan randang.

Randang merupakan jenis olahan daging dengan bumbu rempah-rempah yang berasal dari Minangkabau. Randang dihasilkan dari proses memasak yang membutuhkan waktu berjam-jam menggunakan santan serta bumbu rempah-rempah hingga kering dan menyisakan potongan daging yang berwarna coklat tua hingga hitam pekat.

Menurut catatan sejarah Randang berasal dari kata marandang, artinya memasak tanpa minyak. Menurut kesimpulan Prof Gusti Adnan Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Unand, Randang sudah dikenal sejak waktu yang lama, yakni sejak abad ke 16 melalui perantau Minang yang merantau ke Semenanjung Malaysia. Kata Randang ditemukan dalam kamus bahasa Minangkabau, Melayu dan Belanda..

Dalam tatanan masyarakat Minangkabau randang memiliki posisi yang terhormat. Makna filosofi randang bagi masyarakat Minangkabau adalah musyawarah dan mufakat, berangkat dari empat bahan pokok yang menggambarkan keutuhan masyarakat Minangkabau.

Tahun 2013 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan Randang sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Kemudian pada tahun 2019, pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah mengusulkan Randang ke dalam Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO.

Berangkat dari hal tersebut diatas, Dinas Kebudayaan Sumatera Barat mengadakan Semiloka penyusunan nasakah akademik dossier Randang dengan tajuk “Randang Menuju Warisan Budaya Dunia” dari tanggal 18-19 November 2021 bertempat di Hotel Rocky Padang.

Berbagai elemen dari seluruh Sumatera Barat yang peduli dengan Randang diundang dalam semiloka tersebut. Termasuk Komunitas Randang Minang (KRM).

Komunitas Randang Minang adalah suatu komunitas tempat berkumpulnya para pengusaha dan pemerhati Randang dari seluruh Sumatera Barat. Ketua KRM Wevy Maritha Istianti yang ikut dalam semiloka tersebut mengatakan sangat bersyukur dengan di usulkannya Randang ke dalam ICH UNESCO.

“Dengan diusulkannya Randang ke dalam ICH UNESCO, maka itu artinya dunia mengakui bahwa Randang merupakan masakan asli dari ranah Minang” ujar Wevy. Dengan demikian diharapkan Randang bisa menembus pasar internasional.

“Dunia mengakui kalau randang adalah masakan terlezat di dunia, akan tetapi randang Minang belum bisa menembus pasar nasional dan apalagi internasional”, ujar Ketua HRACADEMY Sumbar ini.

Untuk itu katanya, KRM mencoba membantu anggotanya agar produk mereka bisa diterima pasar nasional maupun internasional dengan cara mendampingi mereka dalam aspek produksi, ketahanan produk, pengurusan izin usaha, pemasaran serta akses untuk mendapatkan modal usaha baik dari pihak perbankan maupun pihak lainnya.

Sementara itu, Ketua PEPES Tanah Datar sebagai bagian dari HR Academy OKE OCE, Ina Yatul Kubra mengatakan sangat bersyukur bisa dilibatkan dalam kegiatan ini. “Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak panitia yang sudah mengundang kami untuk ikut acara ini” ujar Ina pengusaha Randang Amaey ini.

“Harapan saya mudah-mudahan Randang bukan hanya bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia, akan tetapi juga bisa dinikmati oleh masyarakat di seluruh penjuru dunia” akhir Ina

scroll to top