Proyek Peningkatan Dan Pengerasan Jalan Hutabayu-Boluk Di Soal Warga

IMG-20211029-WA0029-1.jpg

Huta bayu Raja,Simalungun.(29/10/2021) Berita Benuanews Sumut-Proyek peningkatan dan perkerasan jalan beton (Rigid pavement) kabupaten sepanjang 127 (seratus duapuluh tujuh meter ) di Huta Saranggit-git Nagori Silakidir,kecamatan Huta Bayu Raja menuju Boluk kabupaten Simalungun provinsi Sumatra Utara dinilai jadi ajang korupsi ,yang merugikan keuangan negara.

Adapun proyek pembangunan Rigid beton dan pemasangan tembok penahan tanah badan jalan (TPT) sepanjang seratus duapuluh tujuh meter dan pembangunan Rigit beton seratus duapuluh tujuh meter lebar enam meter,sumber dana APBD kabupaten Simalungun tahun anggaran 2021 melalui dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kabupaten Simalungun dengan nilai kontrak Rp. 777.269.900 (tujuh ratus tujuh puluh tujuh juta,dua ratus enam puluh sembilan ribu sembilan ratus) rupiah, yang dikerjakan oleh CV. Teguh Suryawan.

Jum’at (29/10/21) beberapa orang warga setempat mengatakan kami merasa heran atas kinerja rekanan yang memenangkan tender karena pekerjaan pemasangan Rigit beton terkesan asal jadi.

“Lihatlah Lae pekerjaan ini,kami lihat asal jadi. Nampaknya proyek ini diduga jadi ajang korupsi yang merugikan keuangan negara. Adapun Alasan kami mengatakan itu,karena mereka langsung menuang semen cor tanpa terlebih dulu melakukan pemadatan tanah. Jadi kami yakin bangunan ini akan cepat rusak ,dan kami meminta pihak kejaksaan Simalungun segera usut penggunaan dana proyek ini” ujar Manurung,Sianturi dan diamini oleh Sirait.

Mendengar keterangan warga setempat,Awak media pun mengkonfirmasi kepada salah seorang yang mengaku pengawas dari dinas PUPR kabupaten Simalungun yang bernama Tolen Ketaren.

“Iya pak,saya pengawas dari dinas PUPR Simalungun ,dan masalah pemadatan tanah sudah dilakukan oleh pihak pemborongnya beberapa hari yang lalu menggunakan Baby Roller. Itu laporan mereka ke saya” ujar Ketaren di lokasi pekerjaan.

Sementara saat Benua News menanyakan kepada pemerintahan Nagori akan proyek tersebut “Sampai saat ini mereka(Pemborongnya-red) belum pernah datang dan memberitahukan proyek itu,” ujar FS dan di ia kan oleh Dua orang lainnya.

Disinggung tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Tolen Ketaren mengatakan sudah menyediakan alat alat pelindung diri seperti sarung tangan helm,masker,baju dan sepatu boot .

Amatan awak media di lokasi pekerjaan,para pekerja yang sedang bekerja tidak menggunakan masker dan helm serta hanya sebagian yang menggunakan sarung tangan.
(Dedi Sinaga)

scroll to top