Program Doktor Studi Pembangunan Program Pascasarjana Unand Adakan Penyuluhan Bahaya Merkuri Terhadap Pekerja Tambang Tradisional

IMG-20211001-WA0005.jpg

Sawahlunto, Benuanews,- Pengabdian Kepada Masyarakat Program Doktor Studi Pembangunan Program Pascasarjana Unand mengadakan sosialisasi tentang bahaya merkuri dan zat kimia lainnya terhadap kesehatan pekerja tambang tradisional. Acara berlangsung di Desa Taratak Bancah Kota Sawahlunto, Rabu (29/9/2021)

Acara penyuluhan berlangsung di Kantor Kepala Desa Taratak Bancah Kec Silungkang Kota Sawahlunto dengan di hadiri oleh Kepala Desa Taratak Bancah Yusri Eka Putra SH, Ketua Prodi Doktor Studi Pembangunan Pascasarjana Unand Prof Rudi serta Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Dr Sri Setiawati MA dan rombongan.

Kepala Desa Taratak Bancah Yusri Eka Putra SH dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pengabdian Kepada Masyarakat Program Doktor Studi Pembangunan Program Pascasarjana Unand yang sudah bersedia memberikan penyuluhan kepada warg desanya tentang bahaya merkuri terhadap pekerja tambang.

“Terimakasih kepada Pengabdian Kepada Masyarakat Unand yang sudah berkenan untuk memberikan penyuluhan kepada warga kami” ujar Yusri Eka Putra. Mudah-mudahan dengan adanya penyuluhan ini, masyarakat Desa Taratak Bancah jadi tau akan bahaya pemakaian merkuri dan zat Kimia lainnya.

Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Program Doktor Studi Pembangunan Program Pascasarjana Unand Dr Sri Setiawati MA mengatakan maksud dan tujuan diadakannya penyuluhan ini agar masyarakat paham kalau Mercuri itu berbahaya.

“Fakta menunjukkan kalau harga merkuri semakin lama semakin mahal, merkuri akan semakin sulit untuk mendapatkannya, dan Mercuri adalah barang ilegal dan sudah pasti melanggar hukum” ujar Dr Sri Setiawati.

Sementara itu Ketua Prodi Doktor Studi Pembangunan Pascasarjana Unand Prof,Dr,Ir Rudi Febrianansyah M.Sc yang bertindak sebagai narasumber mengatakan bahwa merkuri termasuk ke dalam limbah bahan beracun berbahaya (B3).

Menurut Prof Rudi, di Desa Taratak Bancah ada 6 kasus dengan kondisi kesehatan yang sangat memprihatinkan.Cacat kulit pada tangan, kaki dan tubuh.”Bahkan ada anak laki-laki yang meninggal dengan kasus cacat kulit” ujar Prof Rudi.

Meski sudah terjadi kasus, akan tetapi masyarakat tidak menyadari kalau kematian tersebut akibat aktivitas tambang emas. “Karena temuan tersebut makanya diadakan penyuluhan di Desa Taratak Bancah”lanjutnya.

Narasumber lainnya Dr Mery Ramadani S.KM, M.KM dalam paparannya mengatakan solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan mengadakan penyuluhan dan pembentukan Kelompok Perempuan.

“Penyuluhan di lakukan secara holistic mulai dari aspek kesehatan, sosial budaya dan ekologis.” Ujar Dr Mery.

Target capaian luaran berupa laporan lengkap berisi proses penyuluhan dan pembentukan kelompok pada masyarakat terdampak aktivitas tambang emas. “Ini merupakan tahapan awal proses pemberdayaan masyarakat tambang emas jangka panjang” lanjut Dr Mery.

Selanjutnya akan menjadi acuan bagi pemerintah Kota Sawahlunto dalam membuat kebijakan terkait program-program pemberdayaan masyarakat tambang di Kota Sawahlunto

Selesai penyuluhan di lanjutkan dengan pembentukan kelompok perempuan yang di pandu langsung oleh Dr Sri Setiawati MA.Acara penyuluhan berlangsung dari jam 10.00 pagi dan berakhir jam 15.00.

scroll to top