Sungai Batang, – Setelah sempat hilang momen Festival Rinyuak 2019 dan 2020 lalu, kini perlombaan Pacu Biduak dan Manangkok Rinyuak secara tradisional kembali muncul. Pelestarian kebudayaan masyarakat Danau Maninjau, khususnya di Nagari Sungai Batang ini sebagai wujud upaya masyarakat menjaga kearifan lokal dan nilai-nilai gotong royong.
Ahsin Datuak Bandaro Kayo, selaku Walinagari Sungai Batang mengatakan, pelaksana kegiatan terlaksana berkat kolaborasi komunitas pemuda-pemudi di Kampung Kelahiran Buya Hamka ini. Dengan kolaborasi anak nagari dari tujuh jorong (setingkat RW) itu, kekuatan pemuda-pemudi semakin besar menggelar acara besar.
“Kita terus bergerak meningkatkan upaya pemberdayaan pemuda-pemudi sebagai ujung tombak kemajuan nagari. Dan kita akan dorong terus bagaimana Desa Budaya dan Desa Wisata Nasional ini memberi dampak kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Kadis Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Agam, Dedi Asmar sangat bangga dan apresiasi ivent di Sungai Batang tersebut. Pelestarian budaya lokal ini sangat tepat terlaksana di objek wisata Tapian Kualo. Salah satu destinasi terbaik Sungai Batang ini bebas keramba jaring apung dengan pemandangan lepas dan indah.
“Di sini sangat indah dan banyak terlaksana atraksi budaya sebagai daya tarik wisata. Dan kami dari Pemerintah Kabupaten Agam sangat mendukung pengembangan ivent atraksi di lokasi ini kedepannya,” ujar Dedi Asmar.
Sementara itu, Handria Asmi, Kepala DPMN Kabupaten Agam mewakili Bupati Agam mengatakan, Sungai Batang salah satu nagari di Danau Maninjau dari 10 nagari di Kecamatan Tanjung Raya. Banyak kenangan dan terobosan terlaksana selama menjabat Camat Tanjung Raya beberapa tahun lalu. Termasuk Dermaga Objek Wisata Tapian Kualo itu sendiri. Merupakan hasil karyanya bersama Pemerintahan Nagari Sungai Batang.
“Sungai Batang sangat luar biasa. Banyak potensi hebat terpendam yang harus kita bangkitkan untuk kesejahteraan masyarakatnya. Melalui ivent budaya ini, jelas akan membawa pertumbuhan dan perkembangan ekonomi sekaligus melestarikan kebudayaan masyarakat Danau Maninjau,” terang Handria Asmi.