Masa Pandemi, Ekspor Ikan Hias dari Bandung Justru Meningkat Tajam

IMG_20210126_150301_compress15.jpg

Benuanews.com,-Pandemi covid-19, tak mempengaruhi bisnis ikan hias di Bandung, Jawa Barat. Bahkan, tren perlintasan ekspor ikan hias mengalami peningkatan selama tahun 2020.Selasa 26/01/21

Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Bandung, Dedi Arief memaparkan komoditas ikan hias menunjukkan grafik yang menggembirakan dari tahun ke tahun.

“Pandemi malah naik 7,69% dari sisi volume yang kita ekspor,” terang Dedi di Bandung, Senin (25/1/2021).

 

Sebagai gambaran, periode 2018, BKIPM Bandung mengekspor sebanyak 20.431.156 ekor ikan hias senilai Rp73,3 miliar. Angka ini kemudian meningkat menjadi 21.672.096 ekor dengan nilai Rp79,9 miliar selama tahun 2019. Kemudian di tahun 2020, Dedi mengurai angka lonjakan ekspor sebesar 23.317.318 ekor dengan nilai Rp93,3 miliar.

“Tentu ini menunjukkan permintaan semakin meningkat. Dari sisi nilai ekspor, lonjakannya sebesar 16,68% di tengah kondisi pandemi,” urainya.

Komoditas ikan hias yang sangat diminati oleh pasar ekspor di antaranya tetra, rasbora dan udang hias. Adapun kolektor peminat ikan-ikan hias ini antara lain berasal dari 51 negara, dimana 3 besar di antaranya ialah Jepang, Amerika Serikat dan Singapura.

 

“Yang lebih membanggakan lagi, UPT BKIPM Bandung menduduki peringkat 2 ekspor ikan hias nasional,” kata Dedi.

 

Dia pun menjelaskan dampak makro hulu kegiatan ekspor ikan hias dari Bandung. Menurutnya, para eksportir ikan hias memiliki pegawai sekira 60 orang dengan rata-rata pendapatan perbulan sebesar Rp4 juta perorang. Angka pelibatan dari komoditas ikan hias semakin luas ketika eksportir juga bermitra dengan para pembudidaya.

Berdasarkan pendataan BKIPM Bandung, terdapat 100 pembudidaya yang bekerjasama dengan eksportir melalui skema kemitraan, di mana masing-masing pembudidaya memiliki sekitar 3-4 orang pekerja.

“Dari situ, bisa kita lihat bahwa 1 eksportir memberikan kontribusi pendapatan masyarakat kira-kira 460 orang perbulan,” jelas Dedi.

 

Karenanya, Dedi memastikan jajarannya akan terus memberikan pelayanan guna meningkatkan ekspor dari Bandung. Bahkan, dia menegaskan tak segan untuk jemput bola agar para pelaku usaha tertarik untuk menjadi eksportir.

“Peluang (ekspor) ada, jadi kita akan terus jemput bola. Pandemi bukan halangan bagi kita untuk memberikan pelayanan terbaik, apalagi ada perputaran ekonomi di situ,” tandasnya.

Sumber : BKIPM

(Eko)

scroll to top