Maraknya pembegal kelompok usia dini, paskah VANDEMI menjadi PR bagi pemerintah dalam solusi dan pemecahannya.

IMG-20220520-WA0001-1.jpg

Gowa)BENUANEWS.COM. Maraknya terjadi pembegalan dengan memakai busur dan sajam diberbagai tempat yang dilakukan oleh sekelompok anak remaja dibawah umur, dan masih mengenyam pendidikan membuat, pihak keamanan bekerja extra dalam memberantas kasus ini, yang sangat meresahkan warga, karena membuat tidak kondusifnya keadaan dimanapun, kapanpun masyarakat berada, karena sewaktu-waktu terancam akan keselamatan jiwa dan raganya. Minggu. 23/5/2022.

Tak dipungkiri bahwa vandemi telah menggerogoti disetiap sendi-sendi kehidupan secara global, yang membuat Tatan kehidupan manusia bergeser terperosot, khususnya bagi masyarakat kalangan menengah kebawah, yang sangat merasakan dampaknya karena mereka dibatasi, oleh ruang dan waktu dalam melakukan aktifitas, kehidupan.

Begitupun ditingkat satuan pendidikan anak-anak/siswa, dalam mengenyam pendidikan sangat jauh berbeda dengan yang biasanya, yakni dengan penerapan sistim online, sehingga siswa selama itu, dalam menerima pembelajaran, terjadi kekosongan dan terabaikannya pendekatan moral dan nurani dari hati kehati.

Adapun dampak pada pembentukan karakter yang didapatkan dari tontonan secara gratis didunia Maya yang secara tidak langsung dapat meracuni karakter dan tingkah laku siswa, dengan tontonan yang mungkin saja diluar kewajaran/ tidak senonoh, hingga tak terkontrol oleh para orang tua mereka sekalipun, berada dilingkungan keluarganya masing-masing.

Implikasi dari dampak belajar online selama ini, yang nyaris tidak mendapatkan sentuhan berupa siraman rohani serta pembelajaran etika dan moral, sehingga bisa saja dapat mempengaruhi watak dan karakter baginya, sehingga maraknya siswa, yang terlibat dalam aksi kejahatan yang cukup sadis diluar nalar sebagai seorang yang notabene terpelajar.

Peranan orang tua dan pendidik sangat dibutuh dalam pemulihan paskah Vandemi karena banyaknya perobahan tingkah laku yang cukup signifikan dari berbagi segi tatanan kehidupan dan perilakunya, terutama siswa yang masih rentang akan gejolak jiwanya untuk melakukan hal-hal diluar nalar.

Karena itu peran pendidik dan orang tua harus estra dalam memberi pendidikan terutama siraman rohani, etika dan moral kepada anak-anak baik dirumah maupun di Lingkungan sekolah, dimana mereka mengecap pendidikan.

Keberadaan kelompok remaja pembegal dengan cara sadis, dengan menggunakan berbagai peralatan Sajam, yang cukup meresahkan warga akhir-akhir ini, pada umumnya yang terciduk oleh petugas adalah kelompok remaja yang kurang mampu, masih dibawah umur dan merupakan anak usia sekolah yang masih aktif, dan produktif.

Kepada pemerintahlah peranannya, sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang berdampak Vandemi, untuk memulihkan dan merekonstruksi tatanan kehidupannya dengan cara pendekatan yang Arif dan bijaksana, masyarakat perlu diberdayakan dalam menggali dan mengembangkan potensi dirinya seperti memberi bekal keterampilan, agar bisa menghasilkan karya yang kreatif dan innovatif yang mempunyai nilai jual, agar kelak nantinya bisa mandiri.

Pemerintah dalam hal ini harus proaktif dalam menciptakan lapangan kerja sehingga mereka dapat mandiri tanpa tergantung kepada orang lain yang pada akhirnya, dapat menciptakan lapangan kerja sekaligus dapat memberdayakan bagi lingkungannya dimana mereka berada.

Di harap peran serta masyarakat, dan pihak keamanan yakni Polri, untuk segera berupaya menindak tegas, terhadap para pelaku begal dan gembongnya, yang sudah cukup meresahkan warga dan menelan banyak korban.

Bagi para pelaku yang terciduk, peran pemerintah dari berbagai stekeholder, terutama pihak Dinsos, berupaya berkontribusi dalam merekonstruksi memberikan pembinaan dan keterampilan, terhadap anak yang mempunyai perilaku yang menyimpang, agar kelak nantinya bisa pulih dan kembali kemasyarakat dengan bekal keterampilan yang dapat menghidupi keluarganya maupun lingkungan dimana pun berada.(RB#).

Tim Redaksi.

scroll to top