Ketua LSM Menemukan Sejumlah Kejanggalan Yang Sangat Tidak Signifikan Terhadap Pembangunan Gedung SMAN 1 Sanggar

poster_2023-01-28-015146.jpg

Bima,NTB Benuanews.com. Monitoring dan pengawasan masyarakat terhadap proses pembangunan sejumlah gedung sekolah yang bersumber dari dana DAK Pendidikan 2022 terus dilakukan para pegiat LSM.
Baru-baru ini SMAN 1 Sanggar Kabupaten Bima, karena dilokasi pembangunan ditemukan sejumlah kejanggalan yang dianggap tidak biasa yang dilakukan oleh pihak pelaksana. Hal tersebut diungkapkan Ketua Lembaga Pengawas Pejabat Negara Republik Indonesia (LPPN RI) perwakilan NTB, Tasrif usai melakukan pemantauan pada SMAN 1Sanggar Kabupaten Bima.

Disebutkannya, pemasangan kusen jendela di sekolah tersebut banyak terdapat kayu-kayu yang bengkok serta dinilainya tidak berkualitas sehingga dikhawatirkan tidak mampu bertahan lama karena nantinya akan sangat cepat lapuk dan dimakan rayap. Selain itu kayu bengkok itu tidak memiliki nilai estetika(keindahan bagi Sekolah itu sendiri), sementara negara mengeluarkan uang banyak.

Selain itu, Tasrif juga menyoroti pemasangan keramik yang menjadi pusat perhatiannya, karena keramik baru dipasang diatas keramik yang lama tanpa menggunakan tekhnik yang memadai sehingga dikhawatirkan lantai keramik tersebut akan mudah rusak.

“Tidaklah sempurna pemasangan keramik tanpa bongkar pasang keramik yang lama, jika keramik yang lama tidak presisi dalam hal pemasangannya dan ini akan menyulitkan proses pemasangan keramik di atas keramik,” Ujar Tasrif

Sambung Menurut Tasrif, pemasangan keramik diatas keramik harus di lakukan kajian secara mendalam agar nantinya pemasangan keramik yang baru terpantau sempurna dari segala aspek, seperti contohnya rata permukaannya, lebar nat yang sama persis dan lain hal yang bisa di temukan dalam kasus pemasangan keramik di atas keramik.” Ujarnya.

Meski demikian kelebihan pasang keramik di atas keramik diakui Tasrif memang bagus juga, karena Pemasangannya lebih cepat dari pada membongkar keramik yang lama, selain itu juga tidak terdapat puing-puing atau sampah yang dihasilkan dari bongkar pasang keramik, tidak memerlukan pasir sebagai material serta keramik tidak perlu di rendam terlebih dahulu dalam air,” Beber Tasrif.

Tetapi ingat ada kelemahan yang sangat signifikan jika pemasangan keramik di atas keramik tidak dilakukan dengan cara yang baik. Dan jika pemasangan keramik di atas keramik pada lantai yang mempunyai pintu maka daun pintu harus dipotong, yang selanjutnya, pasang keramik di atas keramik lebih lama keringnya daripada pemasangan keramik konvensional,” Kata Tasrif

Memasang keramik diatas keramik sangat diperlukan tile spacer sebagai alat bantu supaya keramik yang di pasang tidak bergerak ketika dalam proses pemasangan keramik, sedangkan pemasangan keramik di SMAN 1 Sanggar tidak dilakukan dengan cara dan teknis seperti itu,” kata Tasrif sepulang dari lokasi Pembanguan sekolah tersebut.

Pada tempat terpisah Kepala SMAN 1 Sanggar, Afifuddin, S.Pd,M.Pd ketika dihubungi lewat kontak WA nya terkait temuan LSM LPPN tersebut, menjawab singkat dan mengarahkan agar media ini menanyakan hal tersebut langsung kepada tenaga teknis pelaksana.

“ Masalah teknis bisa langsung hubungi tehaga teknis pelaksana pak, karena kita sudah ada tenaganya,” kata Afifuddin melaui pesang WA nya.

Ditanya apakah Kepala sekolah yang menyuruh memasang kusen dari kayu-kayu yang bengkok dan memasang keramik tanpa membongkar keramik lama,? Mengingat Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab terhadap penggunaan dana DAK 2022 untuk sekolah itu.

Menjawab pertanyaan itu, Pria asli Sanggar yang murah senyum dan disenangi guru dan siswa ini mengaku tidak pernah menyuruh orang bangun sekolah yang tidak baik mutunya, apalagi sekolah itu dikampung sendiri.

“ Masa saya menyuruh orang bangun sekolah yang tidak baik mutunya apalagi sekolah di kampung sendiri pasti kami menginginkan yang terbaik,” ujar Afifuddin.

Menyikapi pernyataan tulus Afifuddin sebagai kepala sekolah sekaligus penanggung jawab pembangunan SMAN 1 Sanggar, Diapresiasi Ketua LPPN, Tasrif.

“Saya mengapresiasi Sikap Kepala Sekolah yang tidak ingin bangunan SMAN 1 Sanggar itu tidak bermutu, karena itu, Tasrif meminta kepada pelaksana agar segera mengganti kusen kayu bengkok yang telah dipasang untuk diganti dengan kayu yang baik dan kayu yang memiliki kualitas bagus sehingga mampu bertahan lama.

Selain itu, pemasangan keramik juga harus di evaluasi kembali agar keramik yang nantinya di injak setiap hari tidak segera rusak akibat pemasangannya dengan cara konvesional yang dikhawatirkan tak mampu bertahan lama.

Lanjut Tasrif, Jika permintaan ini tidak di sikapi dengan serius, dianggap remeh, dan tidak di indahkan juga, “Maka saya sebagai anggota LSM dari LPPN RI yang mewakili Provinsi NTB, akan mengambil jalur hukum dengan melaporkan pihak pelaksana kepada Polda NTB atas kelalaiannya yang mengerjakan proyek pembangunan sekolah secara asal-asalan tanpa memperhatikan mutu dan kualitas pembangunan gedung sekolah”

Tasrif juga menjelaskan bahwa di SMAN 1 Sanggar, Kabupaten Bima terdapat beberapa item pekerjaan yang dikerjakan oleh Tim Pelaksana Sewakelola yang bersumber dari Dana DAK pendidikan tahun anggaran 2022 antara lain, Rehabilitasi Laboratorium Bahasa senilai Rp. 133.332.000, Kemudian Pembanguan Lab.Kimia senilai Rp.387.397.000, Pembangunan Lab. Fisika senilai Rp.374.197.000, dan Rehabilitasi 2 ruang kelas senilai Rp.267.674.000. Sedangkan Rehabilitasi Perpustakaan senilai Rp. 172.324.000, Sehingga total nilai untuk pembangunan SMAN 1 sanggar sebesar Rp.1.334.924.000.

Sehubungan dengan terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh pihak pelaksana, hal ini tentu menimbulkan tanda tanya dalam diri setiap pribadi yaitu; Masih kurangkah Dana DAK yang di keluarkan oleh pemerintah untuk anggaran pendidikan tahun 2022 ???

Sedangkan,Dana DAK dimaksudkan semata-mata untuk kepentingan pembangunan sekolah agar lebih kokoh dan bermutu, namun alat dan bahan yang digunakan untuk pembangunan sekolah tidak memiliki nilai estetika yang baik dan tidak berkualitas sama sekali serta hasil yang diperolehpun sangat mengecewakan. Hal ini di khawatirkan pembangunan gedung sekolah yang sudah berlangsung tersebut tidak akan berdiri kokoh dan cepat ambruk (rusak). Tutup Tasrif
(ABD.NABAS)

scroll to top