Intensitas Hujan Tinggi Menyebabkan Air Sungai Bengawan Solo Meluap Kedaruratan Hingga Akhir Maret 2021.

IMG-20201215-WA0070.jpg

(SUKOHARJO-benuanews.com). Hingga Selasa (15/12/2020) air luapan sungai Bengawan Solo menggenangi ke jalan dan halaman warga masyarakat. Diperkirakan sampai akhir bulan Februari 2021 menurut tokoh masyarakat yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo. “Rumah kami sudah tergenang air dan menutup jalan desa”, kata Suhardi seorang warga Desa Bekonang Sukoharjo. “Kami sudah diskusi dengan warga agar selalu ronda dan waspada banjir datang”, lanjutnya kepada reporter benuanews.com.

Sementara Pemkab Kabupaten Sukoharjo telah menetapkan darurat hingga akhir Maret 2021. “Masyarakat sudah dihimbau untuk waspada terhadap cuaca ekstrim di beberapa hari ini sampai musim penghujan berakhir”, kata Sandiman warga Desa Kadokan Sukoharjo. “Team BNPB Sukoharjo sudah memantau ke daerah kami serta pemerintahan desa sudah mengingatkan pada masyarakat selalu hati-hati”, lanjutnya.

Kepala Pelaksana BNPB Sukoharjo, Sri Maryanto menyatakan bahwa banjir merendam sebagian wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Polokarto, Kecamatan Mojolaban dan Kecamatan Grogol. “Masa darurat banjir, angin kencang dan tanah longsor ditetapkan hingga 31 Maret 2021 dan dapat juga diperpanjang lagi”, katanya. “Ketiga wilayah kecamatan itu memang dilintasi oleh Sungai Bengawan Solo”, lanjutnya.

Sri Maryanto juga sudah mengajukan permohonan pengadaan 16 pompa air untuk mengatasi banjir ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSWS) sejak tahun lalu, namun hingga sekarang belum terealisir. Pengadaan pompa air dapat menjadi solusi untuk mengatasi banjir yang menggenang di warga masyarakat. “Kami juga kerjasama dengan para sukarelawan untuk membantu distribusi bantuan ke masyarakat dan tenaga evakuasi apabila diperlukan sewaktu-waktu”, kata Sri Maryanto.

Secara terpisah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten juga menginformasikan bahwa bencana hidrometeorologi dimungkinkan masih dapat terjadi hingga akhir Maret 2021. Warga diminta tetap meningkatkan kewaspadaan seperti angin puting beliung, tanah longsor dan banjir.

Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahyono menyatakan terkait potensi bencana dapat terjadi dimana saja. “Tergantung pembentukan awan terkumpul dimana”, kata Nur. Dinyatakan pula bahwa disebagian wilayahnya sudah terjadi angin kencang dan menimpa rumah-rumah warga. “Genting rumah pada jatuh dan pepohonan di jalan tumbang”, lanjutnya. Kerugian akibat angin kencang dihitung per rumah rata-rata Rp. 3 juta.

Rita Noviani dosen geografi pada FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta juga berpendapat bahwa masyarakat perlu dibentuk siaga bencana, kampung tangguh. “Peningkatan kapasitas masyarakat dilakukan secara teknis memaksimalkan early warning system atau sistem peringatan dini”, kata Rita yang juga aktif di Pusat Studi Bencana UNS. Diingatkan pula bahwa masyarakat harus bisa living harmony with disaster atau hidup berdampingan dengan bencana”, pungkasnya.

(Kontributor:barry)

scroll to top