SUKOHARJO-(benuanews.com) — Menurut Puryono, perwakilan pengusaha tahu tempe dan penjual gorengan harga bahan baku berupa kedelai mulai mahal Rp. 9.900 per kilogram dari harga normal Rp. 6.500 per kilogram. Sedangkan harga minyak goreng juga mengalami kenaikan dari harga Rp. 9.000 per liter mencapai Rp. 13.500 per liter. Kenaikan harga ini dianggap naik terlalu tajam.
“Dengan kenaikan harga ini, kami selaku pengusaha tahu tempe dan pedagang mengalami kesulitan dalam proses produksi karena harga bahan baku mahal dan produksi sedikit, akibatnya penghasilan kami menurun”, kata Puryono kepada wartawan pada Senin (4/1/2021) seusai audiensi dengan DPRD Kabupaten Sukoharjo. “Selama pendemi covid-19 hagra bahan baku cenderung naik dan sejak November 2020 harga kedelai masih Rp. 8.000 per kilogram. Tapi memasuki Januari 2021 harga mencapai Rp. 9.000 perkilogram, sehingga kami sudah kesulitan produksi karena harga sampai segini”, pungkas Puryono.
“Kami bertemu DPRD Kabupaten Sukoharjo untuk menyampaikan aspirasi agar para wakil rakyat dapat mencarikan jalan keluar yang dapat meringankan beban bagi produsen tahu tempe serta pedagang”, lanjut Puryono. Dijelaskan bahwa yang menemui Puryono dan rombonganya adalah Wakil Ketua DPRD Eko Sapto Purnomo yang didampingi oleh Ketua Komisi II, Idris Sarjono serta Sutarmo sebagai Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Sukoharjo.
Dijelaskan pula oleh Sutarmo bahwa kebijakan harga kedelai adalah wewenang pemerintah pusat. “Kami akan berkoordinasi berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi Jawa tengah untuk mencari solusi persoalan kenaikan harga kedelai”, katanya kepada wartawan. Diceritakan oleh Sutarmo bahwa instansinya akan memprioritaskan para perajin tahu tempe dan pedagang agar mandapatkan bantuan subsidi bunga yang diperuntukan bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Sementara Wakapolres Sukoharjo Kompol Sumarta menyatakan bahwa yang diizinkan menemui dewan hanya tujuh orang dari perwakilan pengusaha tahu tempe dan pedagang karena masalah protocol kesehatan. (berry)