Gelar Ritual Adat Manggarai Pindah Compang di Kampung Daleng Sampa

Lembor Selatan 12 Juni 2021 Benuanews.com-Nama Compang dalam bahasa Manggarai Raya yang diartikan sebagai tempat persembahan dalam budaya Manggarai Raya, Compang itu terdiri dari kumpulan Batu- Batu yang terletak depan Rumah Adat ( Mbaru Gendang).

Acara pindah Compang di Daleng Sampa Desa Wae Mose kecamatan Lembor Selatan Kabupaten Manggarai Barat Gelar acara pindah Compang dari tempat Lama yang terletak di depan rumah pribadi pindah ke tempat yang Baru di depan Rumah Adat (Mbaru Gendang). Saat acara di mulai masyarakat berkumpul di Rumah adat.
Substansi kehadiran sebuah Compang orang Manggarai ada dalam lima pusaran filosofi kehidupan orang Manggarai yakni Mbaru bate ka’eng (rumah tempat tinggal), umat bate duat (kebun tempat bekerja dan menghasilkan panenan), Natas Bate Labar (lapangan bermain), Wae Bate Teku (sumber air untuk ditimba) dan Compang Bate Takung (tempat persembahan).

Compang memiliki arti yang sangat penting dalam siklus kehidupan orang Manggarai Raya. Di Companglah tempat tinggal dari naga golo/naga beo (Roh Kampong). Naga golo/beo ini menjadi penjaga dan pelindung kampong dari berbagai hal. Khususnya segala malapetaka dan bala yang menimpa kampong. Compang juga menjadi situs Sakral yang melaluinya kampong mendapat rejeki kehidupan. Di setiap penti weki peso (upacara syukur tahunan secara komunal), di Compang dipersembahkan syukuran kepada penjaga dan pelindung kampong, para leluhur serta Sang Pencipta. Compang juga menjadi sumber kekuatan. Di setiap warga kampung hendak pergi ke area pertempuran (raha rumbu tanah, rampas), para pelaku perang mengelilingi Compang tujuh kali.

Dalam ritus-ritus besar, semisal membuka lingko weru (kebun komunal baru), membangun rumah adat baru (pande mbaru gendang weru), Roko Molas Poco (pengambilan tiang utama Mbaru Gendang dari Hutan), Tetua adat mengawalinya dengan takung (persembahan) di Compang untuk meminta restu sekaligus mohon kesuksesan dari acara.

Compang menjadi simbol kekuatan, persatuan, perlindungan dan juga jembatan relasi antara manusia yang masih hidup dengan dunia roh (Penjaga kampong, leluhur, Tuhan), alam semesta dan seluruh.

Berdasarkan pantauan Media Benuanews.com Saat acara itu seluruh masyarakat Daleng sampa desa Wae Mose kecamatan Lembor Selatan Kabupaten Manggarai Barat ambil Bagian dalam acara itu. Acara itu berlangsung di pagi hari sekitar pukul 09:12 WITA. Acara berlangsung titik start dari rumah adat( Mbaru Gendang) menuju Compang lama (Compang Manga) yang diiringi dengan musik tradisi yang berupa Gong dan Tembong.

Tua adat bersama masyarakat tiba di tempat itu langsung melakukan acara torok manuk bakok istilah adat Manggarai (berdoa kepada leluhur dengan menggunakan ayam putih sebagai bahan persembahan ) Usai acara doa itu ayam langsung potong dan langsung gali semua batu yang kumpul yang di namakan Compang.

Compang lama sudah gali tetua adat dan masyarakat kawal sampai di rumah adat, Tiba di Rumah adat musik tradisi bunyi terus sampe Compang itu tiba ditempat yang telah disiapkan depan rumah adat (Mbaru Gendang). Setelah Compang itu tiba di tempatnya musik tradisi berhenti sejenak untuk melanjutkan Acara Torok Mbe .

Penutur Torok merupakan perwakilan dari para peserta yang hadir. Torok Mbe Ndaot agu Ela Ripit di tempat yang akan bangun Compang itu ( Hewan seperti kambing Jantan Warna merah campur abu dan babi betina warna hitam campur putih sebagai bahan persembahan). Acara Torok Mbe Ndaot agu Ela Ripit selesai masyarakat langsung kerja compang dan diiringi dengan musik tradisional Manggarai yang berupa gendang dan Gong sampai jadi bangun Compang itu.

Compang sudah jadi melalui tetua adat langsung lanjutkan acara untuk mengucapkan terima kasih sebagai rasa syukur kepada leluhur dengan menggunakan ayam jantan warna putih.

scroll to top