https://Benuanews.com
JAKARTA – Polemik gaya hidup hedon sebenarnya sudah lama digaungkan sebut saja Najwa Shihab yang sempat mengkritik gaya hidup istri Kapolres yang beli sepeda ratusan juta. Kini, publik kembali heboh dengan gaya hidup hedon anak pegawai pajak, Mario Dandy Satria yang punya moge (motor gede- red) dan mobil mewah. Hingga muncul meme, ‘masyarakat ayo bayar pajak karena belum semua pegawai pajak punya Moge dan mobil mewah.’
Kadiv Humas LQ Indonesia Lawfirm, Advokat Bambang Hartono mengatakan gaya hidup hedon anak para pegawai pajak itu tidak ada seujung kukunya gaya selangit Anak Ketum Partai Hanura Oesman Sapta Odang.
“Bayangin aja kekayaan Rafael Alun, ayahnya Mario Dandy itu infonya hanya 56 milyar aja masyarakat sudah heboh. Ini anaknya Ketum Hanura OSO, Raja Sapta Oktohari (RSO) ngerampok Rp7.5 triliun dari 7000 korban. Ga ada seujung kukunya,” katanya, Kamis (2/3/2023).
Bambang melanjutkan jika Mario Dandy hanya naik moge dan mobil mewah, Raja Sapta Oktohari naik private jet dan kapal yacht mewah (pesiar-red).
“Jika Mario Dandy pelihara anjing dan kucing, Raja Sapta Oktohari pelihara hewan langka dan eksotis seperti macan putih. Belum lagi oknum Polisi peliharaannya sehingga ga heran, bahkan LP Mahkota yang melaporkan RSO ini 3 tahun mandek. Kapolda aja takut proses hukum RSO, atau mungkinkah ada masuk angin?” ujar Kadiv Humas LQ Indonesia Lawfirm ini.
“Agar tidak menjadi fitnah, ini saya berikan foto Raja Sapta Oktohari naik Private Jet, Yacht dan hewan peliharaannya yang salah satunya adalah macan putih dan hewan dilindungi lainnya. Sangat disayangkan pamer kemewahan ini dilakukan setelah RSO menyatakan bahwa PT Mahkota dan OSO Sekuritas gagal bayar terhadap 7000 masyarakat,” katanya.
“Apa jadinya jika ketum partai hanura ternyata mendapatkan aliran dana dari hasil menipu masyarakat, layaknya oknum pegawai pajak pamer kekayaan dari hasil korupsi. Seperti inikah figur pimpinan partai dan demokrasi di Indonesia? Dimana masyarakat terpaksa hidup miskin dan sengsara, sedangkan pejabat dan ketua partai hidup mewah dan hedon hasil kejahatan,” ungkap Advokat Bambang Hartono.
LQ Indonesia Lawfirm berulang kali menyerukan agar Kapolda punya keberanian menjalankan laporan PPATK terhadap aliran dana PT Mahkota dan OSO Sekuritas karena menurut penelusuran Dirjen AHU pemilik OSO sekuritas adalah PT CPM yang sahamnya 100% dimiliki oleh istri OSO, dan ke 4 anaknya dalam akta perusahaan.
“Jadi jelas bahwa kepemilikan OSO Sekuritas, yang diuntungkan dan mengontrol OSO Sekuritas dan sepatutnya bertanggung jawab adalah keluarga Oesman Sapta Odang. Masyarakat wajib tahu bagaimana demokrasi Indonesia dibangun dari uang hasil mencuri, merampok dan korupsi, dan pemimpin partai mendapatkan uang dari hasil haram dan melanggar hukum. Apa jadinya Indonesia jika negara dibangun dari hasil kejahatan?” tutur Advokat Bambang Hartono.
LQ Indonesia Lawfirm juga menghimbau agar seluruh masyarakat Indonesia sadar bahwa banyak oknum pejabat dan pimpinan partai diduga adalah penjahat kerah putih yang hanya ingin memperkaya diri sendiri dan sepatutnya dipenjarakan dan dimiskinkan.
(AN)