JAMBI.(Benuanews.com)-Asosiasi transportir Jambi menggelar Diskusi dan Penandatanganan MOU bersama BPABB,ASABA Dan Organda bertempat di Rumah Kito resort hotel Jambi,Minggu 13/08/23.
Kegiatan diskusi dan ngopi bareng dibuka Langsung Ketua Asosiasi Transportir Jambi H.Karyadi
Yang dihadiri langsung Sarkoni Ketua BPABB ,Pardede Ketua ASABA,Median Ketua Organda Provinsi Jambi,Tokoh Masyarakat,Tokoh Pemuda , Mahasiswa,Para Pengurus dan para wartawan.
Dalam sambutannya Ketua Asosiasi Transportir Jambi H.Karyadi Menyampaikan”Ucapan Terimakasihnya Atas Kehadiran Ketua BPABB,ASABA,Organda , mahasiswa Dan lainnya yang telah berkesempatan hadir.
H.Karyadi S.E Memaparkan tentang program ATJ terkait Permasalahan Tentang tranportasi Batu Bara Di Jambi terutama masalah jalan.
Dari data hanya 4000 kendaraan angkutan batu bara yang boleh melewati jalan setiap harinya tapi kenyataan dilapangan lebih dari yang terdata.
Tujuannya ATJ ini dibentuk Agar para sopir maupun masyarakat yang bergantung dengan batu bara disepanjang jalur batu bara agar perekonomiannya dapat berjalan.Dan pendapatan daerah juga dapat bertambah.”sebutnya
Berdasarkan kesepakatan para transportir dan pemilik tambang disepakati untuk Perton 5 Ribu Rupiah sebagai iuran untuk sistem aplikasi simpang bara dan bukan di pungut dari sopir.
Kegunaannya untuk operasional Pemantauan Kondisi jalan secara online untuk angkutan batu bara.
Pemantauan Kondisi cuaca secara online, pelaporan keadaan darurat, pengaturan jalan oleh satgas ATJ dan penindakan laporan adanya Pungli.
Dan Sudah termasuk biaya retribusi resmi,serta berkontribusi untuk perbaikan jalan dan bantuan CSR bagi tiap desa disepanjang jalan yang dilalui Hauling batu bara.
Untuk Satgas ATJ yang berada dilapangan Ada 500 (Lima Ratus) anggota yang tersebar dikabupaten,untuk membantu permasalahan angkutan batu bara dijalan ,disini kita juga melibatkan Putra Daerah setempat.”bebernya
Dan untuk kerjasama Perjanjian yang hari ini kita sepakati untuk bersama sama melaksanakan kegiatan healing dari transportir batu bara mulai dari mulut tambang sampai TUKS pelabuhan.
Serta Kordinasi informasi para pihak tentang situasi keamanan, ketertiban dan kelancaran maupun kondisi penyebab kemacetan Hauling Transportir Batu Bara sehingga dapat lebih dini menghadapi potensi ancaman yang merugikan semua pihak terutama para Transportir.
Meminimalisir kerusuhan masyarakat akibat Hauling, kecelakaan kendaraan kondisi jalan,serta kemacetan dan hal lainnya”jelasnya
(Ardi)