Mojokerto – Maraknya sampah plastik di media lingkungan khususnya sungai .karena 75 persen di manfaatkan untuk bahan baku PDAM Surabaya. sidoarjo dan gresik.
Yayasan kajian ekologi dan konservasi lahan basah (ECOTON) mengadakan aksi damai yg bertujuan kampanye mengajak seluruh masyarakat khususnya warga mojokerto agar mengurangi konsumsi dan memakai plastik kemasan sekali pakai seperti kresek. botol plastik sekali pakai. sachet.
Styrofoam. popok dan sedotan.mereka juga mengajak dan mendorong pemerintah mojokerto membangun TPS3R.
Dalam aksi yg di gelar hari sabtu 10 april2021 jam 10 siang itu berangkat dari Wringin anom kabupaten Gresik menuju alun-alun kota Mojokerto.
Dengan membawa mobil bok dan beberapa poster dan banner yg bertuliskan stop makan plastik.
Dalam orasinya para aksi juga menjelaskan betapa bahayanya terlalu banyak memakai bahan plastik sebagai kemasan sekali pakai karena dlm bahan plastik itu banyak mengandung Mikro plastik yg merupakan racun yg bisa merusak gangguan inter sex dan juga bisa menyebabkan kanker.
Muhamad kholid basyaiban SH selaku kordinator aksi juga mengatakan mengajak dan mendorong seluruh wilayah di jawa timur khususnya Mojokerto untuk membuat peraturan daerah (PERDA) tentang pelarangan plastik sekali pakai karena di mojokerto belum ada perda yg mengatur tentang pelarangan plastik sekali pake tersebut ucapnya.
Mereka juga membandingkan surabaya yg bisa melayani pengolahan sampah sampai 80 persen sedangkan di mojokerto. sidoarjo dan gresik yg hanya bisa melayani 30 persen saja.
Menurut khalid basyaiban SH sampah plastik yg di buang ke sungai itu yg akan kita makan karena berdasarkan penemuan 80 persen ikan di sungai brantas mengandung mikro plastik yg kalau di konsumsi bisa merusak sistem hormon kita.makanya klu dlm lima tahun ke depan kita tidak ada perbaikan.
Masalah pengolahan limbah plastik maka dampaknya terhadap sistem hormon yg berakibat menurunya kwalitas sperma dan mengkerutnya penis perempuan. kata muhamad kholid basyaiban SH dlm orasi tersebut.
Salah satu peserta aksi juga menyampaikan kritikan terhadap oknum polisi pelabuhan yg melakukan pembuangan botol dan miras saat melakukan operasi gabungan di pelabuhan papua yg lagi viral di medsos. karena bisa merusak ekosistem laut.peserta aksi yg bernama Nina ini juga menjelaskan bahwa yayasan kajian ekologi (ECOTON) juga akan mengirimkan surat ke Bapak KAPOLRI melalui kantor pos untuk menindak tegas oknum tersebut.
Bersangkutan agar meminta maaf kepada publik dan tidak mengulangi perbuatanya dan yg terahir meminta agar membentuk patroli laut untuk menertibkan pembuangan sampah dan limbah di indonesia.
Dalam acara yg di ikuti kurang lebih20 orang itu berjalan lancar. terlihat beberapa polisi berjaga-jaga dan aksi berakhir jam 13.00 (Miskan)