Bukti Peninggalan Letak Kerajaan Dharmasraya

Polish_20210701_200722823.jpg

Dharmasraya,- Setelah Sriwijaya runtuh, Dharmasraya menjadi kerajaan terbesar di Sumatera dan memiliki 15 kerajaan bawahan, mulai dari Semenanjung Malaya, Sumatera dan pesisir timurnya, hingga sebagian daerah Jawa bagian barat.

Kerajaan Dharmasraya didirikan oleh Dinasti Mauli pada 1183 oleh Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa sebagai pendiri sekaligus raja pertamanya.

Pusat pemerintahan awal kerajaan ini berada di wilayah yang sekarang bernama Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Wilayah pusat Kerajaan Dharmasraya berada di tepi Sungai Batanghari.

Di era Adityawarman bergelar Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa (1347-1375 M), Kerajaan Dharmasraya dipindahkan ke Pagaruyung atau Suruaso (Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat).

Adityawarman disebut-sebut sebagai keturunan Melayu yang lahir dari Dara Jingga, salah satu putri Melayu, yang ketika itu disuruh menetap di Singasari yang kelak menjadi Majapahit.

R.M. Mangkudimedja dalam Serat Pararaton (1979) menuliskan bahwa Adityawarman adalah putra dari Dara Jingga, putri dari Kerajaan Dharmasraya. Dara Jingga dan adiknya yang bernama Dara Petak dibawa ke Singasari dalam misi Ekspedisi Pamalayu pada 1293.

Nantinya, Dara Petak yang tidak lain adalah bibi Adityawarman dipersunting oleh Raden Wijaya yang kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Setelah bertakhta dan memindahkan pusat kekuasaan, Adityawarman kemudian mengubah nama Kerajaan Dharmasraya menjadi Malayapura pada 1347 Masehi. Dengan kata lain, Adityawarman adalah raja terakhir Kerajaan Dharmasraya. Diantara peninggalan Kerajaan Dharmasraya;

1. Prasasti Grahi
Berisi perintah Raja Dharmasraya pertama kepada Bupati Grahi, Mahesanapati Galanai, untuk membuat arca Buddha. Yang ditugaskan oleh bupati tersebut adalah seseorang bernama Mraten Sri Nano.

2. Prasasti Padang Roco (Arca Amoghapasa)
Diberikan oleh Kertanegara dari Kerajaan Singasari kepada Dharmasraya pada masa Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa. Prasasti ini tertulis dalam Arca Amoghapasa dan membahas tentang harapan Singasari agar Dharmasraya selalu bahagia.

3. Prasasti Suruaso
J.G. de Casparis dalam Kerajaan Melayu dan Adityawarman (235-256) menjelaskan, prasasti ini berisi keberhasilan Adityawarman menyelesaikan pembangunan saluran air yang proyeknya sudah dimulai sejak era raja sebelumnya, Srimat Sri Akarendrawan.

4. Prasasti Kuburajo
Ditemukan pada 1877 di Kuburajo, Tanah Datar, Sumatera Barat. Berisi pujian-pujian terhadap raja Adityawarman yang dituliskan dalam bahasa Sanskerta (1183-1286 M).

Raja-raja Dharmasraya,
Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1183-1286 M).
Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa (1286-1316 M).
Srimat Sri Akarendrawarman (1316-1347 M).

Adityawarman atau Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa (sejak 1347 M), dari berbagai sumber. (mat).

scroll to top