Antara Keluhan Pedagang dan Penurunan Angka Pendemi

IMG-20201105-WA0022.jpg

(SoloRaya -Jawa Tengah-Benuanews.com). Dewi Nur Aisyah, Ketua Bidang Data dan Tehnologi Informasi Satgas Penanganan covid-19 mengatakan bahwa ada tren penurunan kepatuhan terhadap protocol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan serta mencuci tangan dengan sabun) selama masa libur panjang. Hal ini dapat berdampak pada peningkatan kembali angka kenaikan pendemi. Dewi menyatakan “Penurunan kepatuhan banyak ditemukan di tempat wisata, restoran, mal, pasar tradisional”, kata Dewi dalam talkshow virtual yang digelar oleh Satgas Penanganan Covid-19 Rabu (04/11/2020).

Sementara di beberapa destinasi wisata di Kabupaten Klaten terpaksa ditutup paska weekend akibat ditemukanya seorang pendemi covid-19. “Baru dibuka kembali Kamis (05/11/2020)”kata Satgas penanganan covid di Klaten. Pengelola destinasi wisata air Desa Ponggok semakin meningkatkan dan memperketat protocol kesehatan agar UMKM yang berjualan juga dapat meraih rejeki. “Demi kenyamanan bersama, kami para pedagang menyediakan air mineral kemasan agar semuanya dapat cuci tangan sampai betul-betul bersih”, kata Suwarti salah seorang penyedia warung nasi kepada benuanews.

Tempat wisata dibuka dan rest area-pun juga disediakan bagi manula usia lanjut dan balita yang tidak boleh masuk ke wisata air. Berdasarkan kesepakatan bersama bahwa usia pengunjung dibatasi maksimal usia 65 tahun dan balita tidak diperbolehkan. “Spanduk himbauan protocol kesehatan diperbanyak dan dipasang semua pintu dan area rest wisata, agar pengunjung semakin mematuhi 3M”, kata Saryanto direktur BUM Desa Sumber, ketika ditemui benuanews Kamis (05/11/2020).

Secara terpisah, Purwanto Ketua Pedagang Kaki Lima destinasi wisata di Kabupaten Boyolali mengeluhkan jika area lapak jualan mereka diperintahkan untuk ditutup. Alasan utama para pedagang karena lapak itu merupakan tempat akses mencari rejeki. “Saya sudah kehabisan modal kalau dilarang jualan lagi ya saya sekeluarga harus kerja apa karena usaha saya cuma di lapak ini, kalau di tempat lain nanti dioperasi oleh satpol PP”, katanya

Agus Sutiyono, Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Jawa Tengah menyatakan “Sangat perlu perencanaan bersama antara Pemkot dan pedagang/UMKM agar masing masing bisa bersama enaknya”, katanya kepada benuanews. “Protokol kesehatan diperketat dan pedagang juga boleh jualan. Jadi jangan gampang saja menutup area lapak jualan kami”, lanjutnya. Beliau juga menyinggung bagi pegawai atau pekerja pabrikan sudah enak karena mendapatkan upah bulanan. Direncanakan oleh ketua asosiasi pedagang K5 bahwa dalam waktu dekat akan menemui gubernur Jawa Tengah untuk membicara soal buka tutup area wisata dan perijinan.

(Kontributor: barry)

scroll to top