BATANG HARI (Benuanews.com) – Aktivitas tambang batu bara yang berlokasi di Kelurahan Durian Luncuk, Kecamatan Bathin XXIV, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, diduga menyebabkan matinya ratusan pohon karet milik warga. Luas lahan terdampak mencapai sekitar 7 hektare, yang selama ini menjadi sumber utama penghidupan masyarakat.
Peristiwa ini sudah berlangsung sejak tahun 2023 dan hingga kini belum menemukan solusi. Agus, perwakilan keluarga pemilik lahan, mengungkapkan bahwa kebun karet orang tuanya tergenang air akibat lubang tambang yang berada persis di sebelah lahan mereka.
“Perkebunan ini terendam karena galian tambang batu bara yang berada sangat dekat dengan kebun kami. Air mulai menggenang sejak dua tahun lalu dan sampai sekarang tidak ada penyelesaian,” ujarnya, Kamis (10/07/2025).
Agus menjelaskan bahwa pihak keluarga sudah menyampaikan keluhan dan harapan penyelesaian kepada perusahaan tambang. Meski sempat ada pembuatan jalur pembuangan air, kondisi tanaman karet sudah terlanjur rusak.
“Kami sudah mencoba mengingatkan pihak perusahaan. Ada usaha mereka untuk mengalirkan air, tapi pohon karet sudah terlanjur mati. Kami sangat dirugikan,” jelasnya.
Kegiatan pertambangan tersebut dilakukan oleh PT. Mesa ArthaTama Sukses (MAS) dan berada di bawah Izin Usaha Pertambangan (IUP) milik PT. Sarwa Sembada Karya Bumi (SSKB). Menurut Agus, beberapa kali proses mediasi telah dilakukan, namun belum mencapai hasil yang memuaskan.
Pihak keluarga melalui kuasa hukum juga telah melayangkan dua kali somasi kepada PT. SSKB, dengan tembusan surat ke Kementerian ESDM dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Namun, respons justru datang dari PT. MAS.
“Somasi ditujukan ke SSKB, tetapi yang merespons dan mengundang mediasi adalah PT. MAS. Bahkan lokasi mediasi pun ditentukan sepihak. Kami bukan tidak mau hadir, hanya berharap penyelesaian dilakukan secara adil dan terbuka,” kata Agus.
(Redaksi)