Pasaman ,benuSumbar.com.Santernya pemberitaan media yang menyebut penambang emas tanpa izin(PETI) marak di Kabupaten Pasaman,Sumatera Barat.
Berita yang beredar itu mendapat reaksi keras dari rian seorang pemuda di Kecamatan Dua Koto.
Menurut Rian kepada wartawan media di simpang Tonang Senin (29/4/2024) yang merupakan pemuda selalu hilir mudik ke Kampung Batang Kundur dan Sinuangon serta kampung lainnya.
Dikatakan Rian sepanjang yang diketahuinya bahwa tidak ada lagi PETI di kampung itu,apalagi yg ber izin. Hanya yang ada tinggal bekas bekas penambang pada tahun tahun sebelumnya.
Para pengusaha PETI itu telah hengkang dan tidak berani lagi melakukan aktivitas ilegal di lokasi tersebut, karena takut ditindak tegas oleh pihak Kepolisian Resort Pasaman.
Sebab selama Kapolres Pasaman AKBP Yodho Huntoro SIK,MIK pihaknya tidak ada kompromi dengan segala kegiatan ilegal. Yang namanya melanggar hukum akan disikat habis,kata Indri. ” Itu sebabnya pengusaha PETI menarik alat beratnya dari lokasi,tersebut,kata Andri.
Kapolres Pasaman AKBP Yudho Huntoro yang dihubungi wartawan media ini di Mapolres pasaman seputar gencar nya pemberitaan di media tentang maraknya PETI di Kabupaten Pasaman khusus di Dua Koto pihaknya merasa kesal dan membantah.jagan kan di dua koto di Pasaman saja tidak ada ,kalau ada laporan kan kita sikat ujar nya .tapi jangan meng ada ada cukup .
Dilain tempat Kapolsek Dua Koto Ipda Antoni Hasibuan menegaskan sepanjang yang dia ketahui bahwa apa yang dilansir beberapa media mengatakan PETI marak di Dua Koto itu adalah tidak benar hanya opini belaka.
” Kalau memang ada tolong tunjuki dimana di Dua Koto dan siapa nama yang punya biar kita ambil tindakan. Seperti beberapa waktu yang lalu ada media yang melansir mengatakan di jorong Sinuangon ada PETI yang melakukan aktivitas penambangan.
Mendapat informasi itu kami dari jajaran Polres Pasaman melaksanakan pemantauan ke lokasi yang dimaksud, ternyata begitu sampai ditempat apa yang diinformasikan oleh media tersebut tidak punya kebenaran.
Bila dilihat dari berita yang tayang lengkap dengan gambarnya. Rupanya gambar itu merupakan dokumentasi masa lalu. Tetapi dalam pemberitaan itu seolah olah yang terjadi saat ini. Harapan kita kepada media jangan memutar balikan fakta sehingga membuat orang resah.
” Pantau dulu langsung ke TKP jangan menerima sumber dari orang orang yang tidak bertanggung jawab. Kalau memang benar adanya baru di ekspos.
Kamipun merasa senang dengan adanya berita media yang bisa membantu kami untuk mendapatkan informasi sebagai mitra kerja. Tetapi sebaliknya jangan pula berita yang dilansir mengada ada,” kata Antoni kepada wartawan.yunefrizal