Keutamaan Bagi Petugas Polisi Dalam Pemolisiannya

IMG_20240205_092451.jpg

JAKARTA.(Benuanews.com)-Keutamaan bagi petugas polisi dapat ditunjukan tatkala pemolisiannya merupakan upaya-upaya bagi : kemanusiaan, keteraturan sosial, dan peradaban untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang dapat diimplementasikan dan berfungsi secara optimal. Keutamaan menjadi acuan moralitas bagi petugas polisi atau pengendalian antara niat baik, niat buruk untuk tetap berjalan sesuai aturan yang sebagaimana seharusnya serta bertanggungjawab atas tindakannya. Keutamaan menanamkan : kesadaran tanggung jawab dan disiplin.  Pengendalian inilah menjadi suatu tanda keutamaan bagi petugas polisi dalam menyelenggarakan pemolisiannya yang mampu menjadi : ikon pelindung pelayan dan pengayom masyarakat serta penegak hukum dan keadilan yang bijaksana.

Keutamaan dalam konteks bagi petugas kepolisian dalam pemolisiannya sebagai pelindung, pelayan dan pengayom masyarakat serta penegak hukum  dan keadilan dapat berfungsi optimal dengan pantas dan benar, layak dan menyelamatkan yaitu terjaminnya keamanan dan rasa aman warga masyarakat. Dengan adanya jaminan keamanan dan rasa aman dalam masyarakat berarti masyarakat dapat menjalankan aktivitas untuk menghasilkan produktifitas yang dapat digunakan untuk bertahan hidup tumbuh dan berkembang.

Pada sistem pendidikan kepolisian pebelajaran keutamaan adalah mendidik dan melatih bagi para petugas polisi agar memiliki keberanian dan kemampuan mengatasi berbagai masalah dan persoalan  dalam menuju kebaikan, memperjuangkan kebenaran dan keadilan, trs bekerja keras penuh semangat untuk meningkatnya kualitas hidup masyarakat dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan disiplin.

Nilai-nilai kemanusiaan ditanamkan agar para petugas polisi ini menjadi penolong bagi kaum yang rentan dan lemah.

Keutamaan bagi petugas polisi dalam pemolisiannya bagi : kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban dapat dijabarkan dari karakternya yaitu :
1. Integritas,
2. komitmen,
3. kompetensi dan
4. keunggulan.

Membangun keutamaan  polisi dalam pemolisiannya dapat dilakukan mulai dari sistem pembinaan sumber daya manusia : proses rekrutmen dan pendidikkan baik dasar maupun lanjutan, penggunaannya, pemeliharaannya hingga pengakhirannya.

Kesadaran dan tanggung jawab merupakan bagian penting dalam tata kehidupan sosial kemasyarakatan maupun dalam berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu pada sistem pendidikan, moralitas merupakan dasar bagi penanaman kesadaran. Kesadaran, tanggung jawab dan disiplin merupakan hal pertama dan utama yang wajib dibangun sebagai strata tertinggi dari moralitas kemanusiaan dalam kehidupan bersama sebagainya mahkluk sosial. Hidup bersama di tingkat keluarga, komunitas, institusi, masyarakat, bangsa, dan negara memerlukan kesepakatan yang mampu menata kehidupan sosial yang sesuai dengan konteksnya.
Sebagai petugas polisi dalam pemolisiannya selain sebagai pelindung pengayom juga sebagai penegak hukum dan keadilan.

Bagi petugas polisi disiplin, patuh dan taat pada aturan perundang undangan maupun kode etik kepolisian yang dilakukan atas dasar kesadaran dan tanggung jawab secara : moral, hukum, administrasi, fungsional maupun sosial merupakan bentuk penghormatan tertinggi akan nilai-nilai kemanusiaan dengan terwujudnya keteraturan sosial bagi terbangun dan terpeliharanya peradaban.

Kerelaan untuk mentaati adalah suatu pengorbanan atas kepentingannya dan merupakan empati bahkan sebagainya wujud solidaritas sosial. Kesadaran dan tanggung jawab ini merupakan buah dari pendidikan. Segala sesuatu ada karena dimengerti (filsuf Berkley). Adanya kesadaran dan tanggung jawab karena mempunyai pengertian atau karena dipahami. Bagaimana bisa memahami? Dari pendidikan. Pendidikan seperti apa? Pendidikan yang mampu memberikan transformasi, bukan yang sifatnya menghafal. Model pembelajaran menghafal, didoktrin, dipaksa, diancam seperti ini penuh dengan kekerasan simbolik dan bukan pembelajaran yang transformatif. Pembelajaran yang tidak transformatif menimbulkan keterpaksaan dan ketakutan adanya tekanan. Akibatnya, yang belajar pun dipenuhi oleh kemunafikan,  kepura-puraan, dan kepalsuan sehingga yang dilakukan bisa bertentangan dengan hati nuraninya. Apabila ini yang terjadi, cepat atau lambat, akar-akar penunjang kehidupan sosial akan putus dan perlahan-lahan roboh.

Pertanyaanya, “Bagaimana membangun kesadaran dan tanggung jawab?” Membangun kesadaran dan tanggung jawab serta disiplin bagi petugas polisi dilakukan dlm proses pendidikan yang ketat namun humanis :
1. dimulai dari hal yang kecil dalam kehidupan sehari hari di asrama pengecekan dari setelah bagun pagi, kegiatan olah raga pagi, makan pagi, mengikuti perkukialahan dan pelatihan, makan siang, kegiatan pengasuhan sore hari, makan malam, belajar apel malam sd jqm istirahat malam semua diatur scr ketat dan penilaian secara merit system.
2. Pola pendidikan mentorship pengasuhan oleh wali kelas atau patun dan asisten yang secara terus menerus mendampingi para peserta didik.
3. Pendidikan sepanjang hayat yang terus saling asah asih dan asuh walaupun sudah berdinas ( mentorship ).
4. Pengajaran tentang kompetensi kepolisian yang berkaitan dengan ilmu kepolisian
5. Bela diri kendo dan judo dsb sebagai penanaman kejujuran kebenarian ketangguhan dan rasa percaya diri.
6. Latihan penangkapan  tersangka.
7. Latihan menembak untuk melindungi masyarakat maupun diri sendiri.
8. Acara tradisi yang menyentuh hati dan penanaman pesan moral seperti :
Penyerahan kartu anggota
Penyerahan peluru
Pesan jangan mati dalam tugas
Rasa asih asah dan asuh ini menjadi bekal hidup kecintaan dan kebangaan atas pilihan mjd polisi.
Upacara perpisahan. Dan masih banyak lagi yang dapat dikembangkan.

Keutamaan bagi petugas polisi dalam pemolisiannya dituntut untuk : peka, peduli dan berani berbela rasa akan kemanusiaan merupakan produk dari kecintaan, perhatian, empati, pemberian kepercayaan, dan keteladanan. Nilai nilai humanisme ditransformasikan secara terua menerus dan ada keteladanan dari para pengasuh, guru, dosen, widya iswara sehingga para peserta didik maupun calon petugas polisi, terinspirasi, tersentuh akan hal-hal yang hakiki dalam hati nurani manusia sehingga kesadaran merupakan respon dari apa yang diperolehnya dalam proses pembelajaran

Sealain itu, yang tak kalah penting adalah infrastruktur pendukung yang memberikan ruang gerak bagi tumbuh dan berkembangnya suatu kesadaran dan tanggung jawab. Infrastruktur pendukung pemdidikkan yang memenuhi standar kemanusiaan akan berdampak pada sikap perilaku humanis yg mjd habitus bagi para siswa.

Selain itu pemberian sanksi tegas bagi para pelanggar juga merupakan bentuk pendisiplinan dan penanaman rasa yanggung jawab sbg penegak hukum dan keadilan.

Edukasi, infrastruktur, penegakkan hukum merupakan satu kesatuan yang secara simultan dibangun bersama untuk saling mendukung dan melengkapi. Ketiganya merupakam sistem.yang mempunyai standardisasi baik untuk masukan, proses, maupun keluarannya.
Kesadaran dan tanggung jawab merupakan dampak atau produk dari edukasi dan pembangunan infrastruktur penegakkan hukum yang transformatif sekaligus merupakan produk kinerja para penyelenggara kehidupan sosial dari tingkat keluarga hingga negara yang mampu menunjukan adanya (1) kebijaksanaan, (2) empati, (3) kecintaan, (4) ketulusan, (5) pengorbanan, (6) keteladanan, (7) kecerdasan, (8) wawasan yang luas, (8) empowering, (9) integritas, dan (10) komitmen. Semua itu merupakan bentuk dari kesadarian dan tanggungjawabnya atas amanah yang dipercayakan kepadanya. Kemampuan memanusiakan manusia ini terwujud dari adanya kesadarian dan tanggung jawab yang akan menganggkat harkat dan martabat manusia, citra, dan harga diri.

Keutamaan bagi petugas polisi dalam pemolisiannya bagi kemanusiaan, keteraturan sosial maupun peradaban sangatlah penting untuk mendorong bagaimana dirinya mampu menjadi role model/ ikon/ role model yg mjd panutan.

Keutamaan petugas polisi dalam pemolisiannya, setidaknya dapat dikategorikan sbb :
1. Memiliki kesadaran memperbaiki , siap dimasa kini, dan menyiapkan masa depan yang lebih baik,
2. Visioner,
3. Mampu membawa dampak positif dan meningkatkan kualitas hidup,
4.memahami hal-hal yang utama dalam bidangnya,
5. Memiliki kemampuan membangun sehingga orang mudah melakukan hal-hal yang utama.

Dalam era digital Core value yang menjadi keutamaan bagi petugas Polisi untuk menumbuh kembangan rasa kebanggaan dan kecintaan sebagai petugas polisi dan polisi dapat dipercaya dan menjadi ikon akan keamanan, keselamatan dan kemanusiaan.
Spirit kemanusiaan yang kuat akan menjadikan polisi sebagai penjaga kehidupan, pembangun peradaban dan pejuang kemanusiaan. Spirit tadi akan menjdi nilai-nilai yang diyakini sebagai kebenaran dan harus diperjuangkan untuk dapat hidup tumbuh dan berkembang di setiap petugas polisi dan pemolisianyapun menjadi cerminan dari kemanusiaan tersebut. Pikiran, perkataan dan perbuatan polisi dalam pemolisianya baik sebagai institusi, sebagai fungsi maupun sebagai pribadi. Pelayanan kepolisian adalah pelayanan kemanusiaan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia dengan senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang dilayaninya.

Menjadi petugas polisi merupakan suatu profesi yg dituntut  profesional. Makna profesional bagi petugas Polisi dapat ditunjukkan dari kemampuan Polisi mengembangkan pemolisiannya sehingga ahli yang mengacu pada ilmu kepolisian.  Ilmu kepolisian, mengacu pada pemikiran  beilay maupun Profesor Parsudi Suparlan, dinyatakan sebagai ilmu antar bidang yang mempelajari tentang (1) masalah sosial dan penangannya; (2) isu-isu penting yang terjadi dalam masyarakat; (3) keteraturan dan penataannya; (4) penegakan hukum dan keadilan; (5) penyelidikan dan penyidikan kriminalitas dan pencegahanya.

Ilmu Kepolisian, sebagai dasar profesi Kepolisian, bersifat mempelajari apa yang dikerjakan atau yang menjadi pekerjaan polisi. Membahas kepolisian dapat dilihat polisi sebagai petugas, sebagai fungsi, dan sebagai institusi.

Ketiga pendekatan polisi dalam pemolisannya keutamaannya sama yaitu bagi: kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban demi meningkatnya kualitas hidup masyarakat, yang terselenggara dalam pemolisian yang proaktif, problem solving dengan mengedepankan pencegahan. Hal tersebut dapat terlaksana dengan adanya berbagai terobosan yang profesional, cerdas, bermoral dan modern  antara lain dari:
1.Kepemimpinan;
2. Komitmen;
3. Integritas;
4. Core value;
5. Think out of box;
6. Komunikasi;
7. Pemberdayaan (empowerment);
8. Program unggulan;
9. Konsistensi, dalam monitoring dan evaluasi
10. Pola pengembangan

scroll to top