
http://Benuanews.com — Surabaya-Walikota dan DPRD Surabaya Seyogyanya Membikin Pernyataan Permintaan Maaf Secara Terbuka Kepada Warga Kota Surabaya Sebab Telah Membunuh
Gedung Balai Pemuda Surabaya (GBPS) sejak 20 Desember 2020.
Padahal tata nama GBPS telah diabadikan di prasasti marmer hitam bertuliskan tinta emas setelah Walikota Surabaya menerbitkan surat penetapan paska terbit SK Walikota Surabaya tgl 25 September 1996 Tentang 81 benda cagar budaya di Kota Surabaya, di antaranya GBPS.
SK Walikota Surabaya itu berangkat dari hasil rumusan Tim Cagar Budaya Kota Surabaya setelah melakukan penelusuran fakta vaktual benda-benda cagar budaya di kota Surabaya mengacu UU No.5/1992 Tentang Benda Cagar Budaya.
Gedung Balai Pemuda Surabaya (GBPS) sendiri tidak dapat dipisahkan dari rentetan peristiwa awal meletusnya peristiwa penggempuran penjara bawah tanah kenpetai di Jl Pahlawan yang akhirnya dibangun monumen Tugu Pahlawan yang diresmikan Presiden Soekarno pada 10 Nopember 1950?
Dengan demikian titik-titik sejarah Kota Surabaya, di antaranya GBPS yang awal meletusnya pertempuran sengit Arek2 Suroboyo melawan sekaligus tentara Jepang, Ingris dan Belanda pada gilirannya meyakinkan pemerintah dalam hal ini Presiden RI menetapkan Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Dan setiap tgl 10 Nopember setiap tahunnya Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan.
Nah titik Simpang Sociated Jl Pemuda No.15 Surabaya kini GBPS merupakan rentetan yang tak terpisahkan dengan peristiwa Perobekan Bendera Merah Putih Biru menjadi bendera Merah Putih di Hotel Yamato kini Hotel Mojopahit Surabaya.
Di samping itu studio RRI Jalan Kayon No.62 Surabaya lokasi perundingan antara Arek-arek Suroboyo dengan utusan Belanda difasilitasi pihak ketiga, juga titik banguna Jl Tunjungan No.100 tempat wartawan foto kantor berita kekaisaran Jepang Domei A Wahab mengabadikan peristiwa perobekan bendera merah putih biru menjadi bendera RI, merah putih, lalu titi Gedung Internasional Jembatan Merah saksi bisu tewasnya Jenderal Mallabi, lalu ex radio era Belanda Nirom Jl Embong Malang radio pemberontakan Arek2 Suroboyo Jl Mawar No.53? serta Jl Tunjungan titik awal pertempuran sengit Arek2 Suroboyo selama 100 hari melawan sekaligus tentara Jepang, Ingris dan Belanda.
Dengan demikian perubahan secara sadar bernuansa politis GBPS menjadi Alun-alun Suroboyo, apalagi dengan ditetapkannya dana APBD Surabaya tahun jamak 2019–2020 sekitar Rp 78 Miliar — kesepakatan antara DPRD Surabaya periode 2015–2020 yg diketuai Armuji bersama Walikota Surabaya periode 2015–2020, Tri Rismaharini, kian tidak terbantahkan ada potensi konspirasi kesengaja untuk menciderai keberadaan Surabaya sebagai kota Pahlawan dengan cara membunuh GBPS.
Oleh karenanya oknum Walikota Surabaya bersama oknum Ketua DPRD Surabaya seyogyanya didorong agar membikin pernyataan Permintaan Maaf secara terbuka kepada para pejuang 10 Nopember 1945 dan seluruh warga Kota Surabaya serta di samping itu para oknum-oknum yang sengaja membunuh GBPS konsekuen bersedia bertanggung jawab sepenuhnya baik atas dana pembangunan Alun-alun Surabaya dari APBD Surabaya tahun jamak 2019-2020 senilai sekitar Rp 78 Miliar maupun mengembalikan tata nama GBPS di Jl Pemuda Nom15 Surabaya secepat-cepatnya sebab 10 Nopember 2023 peringatan Surabaya sebagai kota pahlawan tinggal lima bulan lagi.
Semoga titik-titik pertempuran hebat Arek-arek Suroboyo, 10 Nopember 1945 yang melahirkan Suroboyo Kota Pahlawan dengan sejumlah bangunan benda cagar budaya dapat dilestarikan secara sadar berkelanjutan sebagai pewarisan nilai2 dan semangat kepahlawanan Arek-arek Suroboyo kepada generasi penerus pembangunan Kota Surabaya. Merdeka…merdeka!!
Foto2: Tata nana Gedung Balai Pemuda Surabaya ditetapkan dng surat Penetapan Walikota Surabaya 1997 justru dibongkar total oleh Kadis Kebudayaan Pariwisata Pemkot Surabaya itu berpotensi melanggar hukumnya. Foto lain Bung Karno, Presiden RI, Cak Doel Arnowo, Walikota Surabaya pertama dan Bung Tomo saat di GBPS yang awalnya bernama Simpange Sociated di Simpang Weg (kini Jl Gubernur Suryo).
(@gushar/dk)