Mojokerto.benuanews.com Bertempat di SMP Negeri 7, Walikota Mojokerto Ika Puspitasari hadir dalam rangka sosialisasi program prioritas pendidikan, Selasa 5/10/21. Dalam road show kali ini dilaksanakan secara anjangsama dari sekolah ke sekolah secara bergantian. Giliran di SMP Negeri 7 dihadiri oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 7 dan 6 beserta para gurunya.
Disambut tari Abhipraya persembahan putra-putri SMPN 7 dengan iringan musik gamelan campursari, Walikota Mojokerto hadir bersama rombongan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto.
Amin Wachid Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto menyampaikan, SMP N 7 juga memiliki inovasi “Gelai Ratu” yaitu Gerakan Literasi Sanggar Literat SMPN.7 yang masuk nominasi 10 besar IGA.
Ada sanggar literat yang aktif di media sosial facebook, media literasi digital : live streaming, pembelajaran online, bimbel online. Selain itu juga mengembangkan olahan Minuman Rosella – Es Krim Cetar Rosella – Abon Lele – Minuman Pokak – Rujal Serut – Kunyit Asam, serta Membatik Kipas – Karawitan Gamelan & Tari Sapto Kusomo.
“Sosialisasi priorirtas penddikan ini adalah merupakan ikhtiar Ibu Walikota untuk meningkatkan Indek Pembangunan Manusia”
Walikota mojokerto Ika puspitasari yang disapa Ning Ita memberikan apresiasi bahwa, SMPN 7 telah memiliki ruang untuk berekspresi dan berinovasi. Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir sarana prasarana, infrastruktur sudah ada peningkatan yang signifikan dibanding sebelumnya.
“Saya mengapresiasi SMPN 7 telah mempunyai ciri khas untuk ruang berekspresi dan berinovasi, telah masuk 10 besar IGA 2020” ucapnya. Dalam Mandatory spanding UU, anggaran pendidikan minimal 20% dari total APBD wajib ditertibkan.
Inovasi adalah amanah UU, bahwa setiap Pemerintah Daerah punya kewajiban untuk melaporkan inovasi yang dilakukan di daerah kepada Mendagri. “Saya berharap agar setiap OPD, minimal 1 tahun ada 1 inovasi yangg dihasilkan” tegasnya. Tahun ini Pemkot Mojokerto masuk 10 besar IID. “InsyaAllah Kota Mojokerto akan menjadi Kota terinovatif secara nasional” harap Ning Ita.
Dengan kita mendapatkan kategori kota terinovatif, maka ada implikasi terhadap dana transfer ke daerah dan uang itulah yang digunakan untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur di daerah.
“Kota kita bisa membangun lebih banyak, bisa membuat program-program yang meluas karena dana transfer yang diberikan Pemerintah Pusat ke daerah”lanjutnya.
Walau pendidikan jenjang SMA menjadi kewenangan provinsi, namun bukan berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa. Mengingat indek pembangunan manusia dapat dilihat dari indicator pendidikan. Oleh karena itu, bagi siswa SMA yang kurang mampu Pemkot bekerjasama dengan Baznas dan CSR untuk membantu anak-anak agar bisa sekolah di jenjang SMA.
Selain itu, juga ada program satu keluarga satu sarjana, ini untuk anak-anak yang tidak bisa masuk perguruan tingggi negeri, mereka harus kuliah di Universitas swasta, maka Pemkot bekerjasama dengan Baznas dan Universitas Mayjen Sungkono.
Dengan jenjang pendidikan yang tinggi dan waktu sekolah yang lama merupakan indicator dalam meningkatkan Indek Pembangunan Manusia untuk menyiapkan generasi emas tahun 2045.” Saat ini IPM kita diatas 78 dan saya ingin diatas 80” pungkasnya.
Turut hadir , Camat Kranggan, Pengawas SMP dan tenaga pendidik SMP se-Kota Mojokerto. (kan)