SIAK, Benua news com : “Ada yang bilang PKK singkatan dari perempuan kurang kerjaan,” kata Ketua PKK Siak Rasidah di aula kantor Camat Sungai Mandau, Kamis 18 Juli 2024.
Hal itu disampaikan Rasidah di hadapan ketua dan pengurus PKK Kampung se kecamatan Sungai Mandau pada kegiatan Monitoring dan Pembinaan Administrasi PKK Kampung dan Kelurahan se Kabupaten Siak.
Lanjut Rasidah, kalau pengurus PKK kampung dan PKK Kecamatan tidak mau disebut begitu, maka buatlah karya nyata atau inovasi yang melibatkan masyarakat.
Dirinya mencontohkan aksi nyata berupa gerakan sedekah subuh dari PKK Kabupaten dan Dekranasda yang hasilnya dikumpulkan untuk membeli sembako dan selanjutnya diserahkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Tadi kami menyerahkan bantuan tas sekolah dan buku dan alat tulis untuk anak-anak disini yang orang tuanya kurang mampu, sebanyak 30 orang,” ucapnya.
Itu dananya dari mana, lanjut dia. Dananya kami kumpulkan dari celengan sedekah subuh. Dengan demikian nanti masyarakat akan tahu dengan kegiatan positif dari PKK.
Selain itu, istri Bupati Siak Alfedri itu menyampaikan, agar PKK kecamatan, kampung/kelurahan dalam membuat ide dan inovasi yang menyentuh masyarakat.
Rasidah juga menegaskan agar semua kegiatan PKK dan program kerja yang sudah terlaksana hendaknya dicatat.
“Jadi ibu-ibu, kunci keberhasilan dari pelaksanaan 10 program pokok PKK itu adalah tertib administrasi, karena berhasil tidaknya suatu organisasi itu bisa dilihat dari tertibnya administrasinya,” jelasnya.
Perempuan yang biasa disapa dengan “buk Ida” itu berpesan kepada Ketua PKK Kampung dan Kelurahan agar melibatkan seluruh pengurus PKK di setiap kegiatan.
Hal itu ia dapati pada saat melakukan monitoring di setiap kecamatan, hanya 1 atau 2 orang saja yang diberdayakan.
“Saya minta, agar pengurus PKK yang lain juga diajak dan dibina, sehingga semua pengurus PKK tahu dengan program kerja, kegiatan dan mengerti dengan administrasi PKK,” harapnya.
Dikesempatan itu Baznas Kabupaten Siak juga menyerahkan bantuan alat tulis dan buku kepada anak-anak yang orang tuanya kurang mampu.
(Mareti Halawa)