Proyek 35 Milyar Ruang Terbuka Hijau Putri Pinang Masak Memprihatinkan Dan Viral Di Media Sosial

IMG_20230416_191330.jpg

JAMBI.(Benuanews.com)-RTH (Ruang Terbuka Hijau) Putri Pinang Masak Ex Angso Duo Baru Selesai Tapi Kondisinya sudah Sangat Memprihatinkan dan viral di media sosial.

Pembangunan yang menggunakan Dana APBD Provinsi Jambi Tahun 2022  dengan nilai Pagu Rp. 35.000.000.000,- (Tiga puluh lima milyar rupiah)  melalui Satuan Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jambi.

Setelah diguyur hujan, hampir seluruh area terendam air termasuk akses jalan RTH, sehingga sulit dilewati pejalan kaki.videonya pun beredar luas dimedia sosial.

Drainase sepertinya tidak berfungsi, akibatnya airnya terus merendam wilayah RTH. Pemandangan ini sekilas akan terlihat seperti kolam buatan.

Berdasarkan video viral tersebut media ini langsung menuju lokasi Ruang terbuka hijau (RTH) Ex Pasar Angso duo.

Tampak Permukaan tanah yang dalam pengerjaannya mengunakan timbunan mengalami penurunan, terlihat dari akses jalan paving blok yang turun dan bergelombang dibawah genangan air. Dipinggir paving block terlihat retakan-retakan pada beton sambungan.

Kondisi ini diperparah dengan semua tanaman hias mati, termasuk rumput rumput hias. Tanaman tersebut digantikan oleh rumput rumput liar dan ilalang yang tumbuh subur.

Sangat disayangkan pekerjaan yang di laksanakan oleh PT. Bumi Delta  Hatten yang beralamat di JI. H. Syamsoe Bahroen RT. 04 No. 34 Kel. Selamat Kec. Danau Sipin kota Jambi. Yang menelan biaya sangat fantastis ini dan digadang digadang akan menjadi ikon wisata baru provinsi Jambi, kondisinya baru selesai beberapa bulan sudah sangat menyedihkan.

Salah Satu warga kota Jambi yang enggan disebutkan namanya menyampaikan “Sejak awal pekerjaan memang sudah terlihat bermasalah. Pekerjaan timbunan yang harusnya dipadatkan  lapis per lapis  sesuai ketebalan yang disyaratkan spesifikasi teknis diduga tidak dilakukan.

Timbunan langsung ditumpuk tebal, diratakan baru digilas, sehingga kepadatan maksimal yang diharapkan tidak tercapai.

Akibatnya, timbunan mengalami penurunan yang berdampak pada semua bangunan diatasnya. Selain itu bangunan terlihat asal jadi karena mengejar keterlambatan yang jauh melewati tahun Anggaran”sebutnya

Untuk perbaikan tentunya hal ini akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.  tanggung jawab kontraktor pelaksana harus dituntut. Jika tidak akan memakan anggaran perbaikan yang sangat besar.

Menurutnya Uang yang seharusnya bisa untuk perbaikan infrastruktur yang betul betul dibutuhkan masyarakat,jangan sampai terbuang  sia-sia.

(Red.)

scroll to top