Provider Celluler Pasang Jaringan Fiber Optic Asal Jadi

image_editor_output_image1935497811-1653701384423.jpg

Minahasa benuanews.com Proyek pemasangan jaringan Fiber Optic salah satu provider celluler ternama yang terkesan asal jadi dan beresiko tinggi terjadi di ruas jalan Kotamobagu -Modayag-Ranoyapo-Motoling-Amurang dan berakhir di Ruas jalan Kec.Tareran Kab.Minahasa

hal ini kami temukan langsung di lapangan dimana dalam pelaksanaan proyek tersebut pihak Kontraktor penyedia jasa pemasangan kabel jaringan Fiber Optic PT.ERA BANGUN TELECOMINDO terkesan tidak memperdulikan keselamatan dari para pekerja di lapangan.

Selain penempatan kabel yang terkesan serampangan dan berpotensi mengakibatkan kecelakaan lalulintas seperti yang terjadi di salah satu Desa di Bolaang Mongondow Timur,para pekerja juga tidak di lengkapi alat keselamatan apapun seperti alat alat Safety yang sesuai standard,ini terungkap seperti pengakuan Fandy (Red).salah satu Pekerja yang kami temui langsung di lapangan bahwa dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan ini mereka tidak di lengkapi alat safety apapun padahal tingkat resiko pekerjaan mereka ini sangat tinggi,misalnya setiap hari mereka harus naik ke tiang untuk memasang acsesoris penahan kabel tanpa menggunakan Safety Belt,Hand Glove,Helm serta Cepatu ,belum lagi kabel Serat Optic itu sangat dekat dengan Jaringan Tegangan Tinggi dari PLN,yang pastinya sangat berbahaya karena bisa terjadi induksi langsung kepada para pekerja yang sedang bekerja di bawah kabel jaringan teganan tinggi PLN seperti yang terjadi di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara baru baru ini.

Dalam investigasi yang lebih mendalam kami juga menemukan masalah tentang kesejahteraan para pekerja yang terkesan di kesampingkan juga oleh pihak kontraktor penyedia jasa tersebut,hal ini juga di ungkapkan oleh salah satu mandor proyek berinisial E kepada kami. Selain kecilnya upah harian yang mereka terima yaitu hanya sebesar Rp. 125 000/hari yang di berikan setiap seminggu sekali,pihak kontraktor juga tidak menyediakan uang makan buat mereka,sehingga mereka harus berhutang dulu sebelum melakukan pekerjaan,bahkan diantara mereka ada yang harus berbagi bekal karena tidak adanya modal untuk membeli bahan pokok untuk di jadikan bekal,hal ini tentu tidak sesuai dengan resiko kerja yang mereka terima di lapangan,belum lagi tempat kerja mereka sekarang ini sangat jauh dari rumah mereka di kotamobagu,mirisnya lagi ketika mereka meminta Cash Bon untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka,permintaan itu terkesan di pimpong sampai tiba waktunya mereka menerima gaji mingguannya sehingga mereka bekerja dengan bermodalkan bekal seadanya saja.

scroll to top