PPDB 2025: Ajang Ujian Bagi Orang Tua, Bukan Lagi Siswa

1000577430.jpg

JAMBI.(Benuanews.com)-Tahun berganti, sistem penerimaan siswa baru di Provinsi Jambi kembali bikin geger. Bukan geger karena prestasi anak-anak Jambi yang membanggakan, tapi geger karena sistem PPDB SMA 2025 yang katanya “berkeadilan”, tapi malah membingungkan, meragukan, dan memberi ruang luas untuk permainan di balik layar.

Bayangkan saja, anak-anak dengan nilai ujian akhir tinggi—yang mestinya layak melanjutkan ke sekolah negeri favorit—harus rela gigit jari. Bukan karena bodoh, tapi karena sistem jalur PPDB yang seperti teka-teki silang yang jawabannya sudah diisi duluan.

Jalur Akademik dan Non Akademik misalnya, hasil verifikasinya tidak transparan. Tak ada penjelasan bidang apa yang dimaksud, siapa penyelenggara, atau standar sertifikatnya. Yang penting tempel sertifikat, entah dari lomba tingkat RT atau mimpi tadi malam, lalu tunggu “keajaiban”.sebut narasumber

Lanjut ke jalur Mutasi, yang awalnya dikhususkan untuk anak ASN atau guru yang pindah tugas. Tapi hasil verifikasi menunjukkan ada siswa yang bukan anak guru, tak jelas alasan mutasinya, dan tetap lolos mulus—mungkin karena punya “ilmu mutasi gaib”.

Tak kalah dramatis di jalur Afirmasi, yang katanya untuk siswa dari keluarga tidak mampu. Tapi dokumen verifikasinya pun tak jelas. Entah siapa yang memverifikasi, dengan dasar apa, dan mengapa bisa lolos begitu saja. Apakah cukup dengan surat sakti yang entah dari mana?

Dan yang paling mencengangkan: Jalur Tahfidz. Luar biasa, muncul siswa yang hafal 11 hingga 20 juz Al-Qur’an. Bukan meragukan niat baik mereka, tapi publik berhak bertanya: apakah hafalan itu benar-benar diverifikasi? Siapa yang menguji? Atau ini hanya cara elegan untuk memuluskan jalur masuk ke sekolah-sekolah favorit?

Sekolah-sekolah negeri, terutama yang favorit di Kota Jambi, kini jadi tempat uji kesabaran para orang tua. Bukannya jadi pusat pendidikan, malah jadi ajang drama penuh misteri: siapa yang lolos dan kenapa bisa lolos.

Apakah Dinas Pendidikan Provinsi Jambi tidak merasa perlu memberi penjelasan? Atau memang sistem ini dirancang untuk membingungkan, agar yang “paham aturan tak tertulis” bisa bermain dengan leluasa?

Belum lagi pendaftaran yang ditutup tanggal 23 Juni namun verifikasi masih berjalan sampai tanggal 25 Juni 2025.

Satu hal yang jelas: siswa pintar sekarang tidak cukup hanya punya nilai bagus. Mereka juga harus pandai mencari jalur yang “sesuai selera panitia”. Sementara itu, kepercayaan publik pada sistem pendidikan negeri terus terkikis—sedikit demi sedikit, tapi pasti.”ucap narasumber, Jum’at 27 Juni 2025

(Red)

scroll to top