Penyaluran Bantuan Sembako E-warung Tersandera

IMG-20211123-WA0018.jpg

Pasaman Barat | Benuanews.com – Penyaluran bantuan sembako oleh E-Warung ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, sudah tersandera oleh kepentingan keserakahan oknum pengaku tim sukses.

Semua itu, terkait keserakahan yang sudah merasuk ke sendi bantuan masyarakat miskin.

Sebab penyaluran liarnya, ternyata bukan saja dilakukan oleh Putra Mahkota,yang diduga sebagai pengendali, tetapi ada oknum mengaku tim sukses pun ikut – ikutan menyandera.

Pasalnya, selain harus melalui restu Pangeran Putra Mahkota, kini ada pula tekanan liar dari oknum Timses.

Demikian dipaparkan Wandi, salah seorang mantan penyalur kepada media Redaksi Satu Senin, (22/11/2021) di Simpang Empat.

Wandi menambakan, meskipun masyarakat, media dan penggiat anti korupsi maupun beberapa LSM sudah menemukan beberapa bukti adanya indikasi campur tangan keserakahan oknum jahil dan rakus, namun semua tak berarti.

Bahkan, Tim Koordinasi (Tikor) di daerah yang diharapkan mampu mengontrol penyaluran tersebut juga tak berkutik.

Mereka, abaikan surat Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan dan Kesejahteraan Sosial No. B. 2292/0.1/ KPS. 01.00/09/2021 Hal Pengelolaan Program Sembako di Daerah.

Demikian juga, Surat Edaran Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, pada angka 3 huruf b menyatakan, E-Warung yang bisnis utamanya tidak menjual bahan pangan agar dihentikan dan diganti ke agen lain sehingga memudahkan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) berbelanja setiap saat sesuai kebutuhan, juga diabaikan.

Hingga harapan agar E Warung dapat menentukan sendiri Pemasok (Suppiller), tanpa ada intervensi atau tekanan dari Putra pewaris mahkota atau pihak tertentu lainnya, hanya tinggal harapan.

Tidak boleh ada pihak lain yang ikut menetapkan daftar pemasok dan harga bahan pangan, kecuali hanya mereka.

Intinya, bagaimana mengoptimalkan pelaksanaan penyaluran bantuan sosial non tunai, agar sesuai dengan aturan dan Surat Deputi di atas, untuk wilayah Pasbar, semua hanya di atas kertas.

Demikian juga bagaimana agar E Warung dapat menentukan sendiri Pemasok (Suppiller) tanpa ada intervensi atau tekanan, semua itu hanya ada dalam mimpi.

Yang optimal di Pasbar adalah, semakin banyak saja terjadi penyimpangan dan tekanan secara liar.

Menurut Wandi, semua penyimpangan dan tekanan itu, kuat dugaan adanya intervensi dari Putra pewaris mahkota atau pihak oknum liar timses yang sudah kemaruk.

“Karena sudah dirasuki keserakahan, makanya mereka, merasa harus ikut menetapkan daftar pemasok dan harga bahan pangan serta menunjuk E Warung sesuai pesanan,” ujar Wandi.

Akibatnya, tumbuh suburlah E Warung yang bukan sebagai Warung penjual Sembako resmi, atau E Warung yang hanya menjual di rumah saja, bahkan ada kedai lontong pun kini secara dadakan, tumbuh karena intervensi.

“Makin nyata, mereka tim serakah, seenaknya mengabaikan himbauan dan surat edaran itu,” ujarnya.

Dalam melakukan aksinya, para oknum liar tersebut menyebut dan memanfaatkan nama keluarga pejabat yang diduga adalah oknum Pengendali.

“bila ada E Warung yang melakukan peredaran bantuan sembako tak sesuai dengan keinginan liar oknum timses, maka E Warung tersebut bisa dihabisi,” ungkapnya.

Upaya liar oknum timses tersebut, dalam penentuan harga jual, bukan saja merugikan E-Warung, tapi juga merugikan Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Apa lagi, adanya beban fee yang harus dibayarkan ke oknum pengendali tersebut, mengakibatkan kualitas barang yang disalurkan pun sangat jauh dari standar.

Sementara itu, salah seorang penerima bantuan yang enggan disebut namanya, mengaku bahwa ia bersama ratusan KPM lainnya diarahkan untuk menggunakan dana bantuan milik mereka sebesar Rp200 ribu/KK. ke E-Warung dadakan, hasil ciptaan mereka.

Menurutnya, E Warung tersebut keberadaannya dadakan, sebab E Warung itu diduga hasil rekayasa.

” masyarakat sekitar wilayah Tapalan Jorong Suka menanti Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat ini, pada umumnya mengetahui kalau E-Warung tersebut adalah hasil rekayasa, sebab bisnis sehari-harinya adalah Kedai Lontong, tempat sarapan pagi, yang nyambi sesuai pesanan,” terang salah seorang penerima bantuan tersebut kepada Redaksi Satu Senin, (22/11/2021).

(Saipen Kasri)

scroll to top