Penjual Tanaman Laris Manis Omzet Petani Tanaman Hias Melonjak

IMG-20201017-WA0089.jpg

Solo Jawa Tengah (Benuanews.com ). Ibu Hj. Sulastri salah satu anggota pedagang tananam hias di pasar Nongko Solo, menceritakan bahwa sekitar 4 bulan ini omset penjualanya naik. Bulan sebelumnya rata rata hanya terjual 55-90 pot tanaman per bulan, sekarang bisa mencapai sekitar 140-210 pot tanaman per bulan. “Harga satuan per pot tanaman 20 ribu sampai 160 ribu tergantung dari besar kecilnya tanaman dan jenis tanaman yang dipilih oleh pembeli” katanya kepada benuanews Sabtu (17/10/2020).

Sementara Harjono, sebagai ketua paguyuban pedagang tanaman di Jurug Solo, juga menceritakan yang sama bahwa omset penjualan tanaman khsusnya tanaman hias semakin bertambah. Penjualan rata-rata dalam bulan ini mencapai 150 pot tanaman dengan harga sekitar 15 ribu sampai 100 ribu rupiah. “Pembeli ada yang mencari tanaman buah tapi lebih banyak tanaman hias jenis gantung atau duduk” katanya.

“Tanaman yang laris jenis suplir, keladi red, krokot, tetehan, karena harganya sangat terjangkau sekitar 10-20 ribu per tanaman tanpa pot”, imbuhnya. Diceritakan bahwa tanaman yang banyak disukai oleh pembeli seperti bunga walisongo, kaktus, aglonema, srigading, bunga kembang doa dan daun bahagia. Harga tanaman yang masih kelas menengah. Sedangkan tanaman yang masuk kategori langka seharga 1-5 juta mereka jual ke kota kota besar seperti Jakarta, Surabaya bahkan ke luar Jawa.

Hajri, warga Desa Kopeng Getasan kabupaten Semarang adalah salah satu petani tanaman hias. Jumlah anggota koperasi petaninya mencapai 300 orang, rata rata penduduk setempat. Jenis tanaman hias bervariasi, ada tanaman buah, tanaman berkambium, tanaman merambat gantung dan tanaman untuk mini-garden. “Saat ini omset penjualan naik drastis, penghasilan saya mencapai 15-30 juta rupiah perbulan. Saya petani bukan pengecer tapi penjual kapasitas besar. Setiap minggu umumnya petani keliling dengan mobil pick-up menjual ke kios-kios pengecer di keluar daerah”, ceritanya. Omset penjualan rata rata 2000-4000 tanaman dengan harga 3.000-10.000 per tanaman.

Kawasan Kopeng Getasan Semarang merupakan sentra pengasil tanaman hias di provinsi Jawa Tengah. Setiap hari mereka memiliki jadual untuk mensuplai hasil produksi ke kota besar. Kerjasama antara petani dan kios kios penjual ecer cukup kuat. “Petani memiliki pelanggan sendiri dan menentukan harga sesuai kesepakatan diantara mereka, kata Kadus setempat. Kalau kondisi tanaman hias sedang booming, mereka sampai kewalahan melayani para tengkulak dan terkadang bahan baku benih tanaman sulit untuk ditumbuhkan. “Kami semua petani menggunakan pupuk alami jenis pupuk kandang saja” tambahnya.

(kontributor: barry).

scroll to top