(Boyolali-benuanews.com). Jumlah pengungsi akibat siaga III Gunung Merapi di Boyolali masuk Kecamatan Selo yakni Tlogolele, Klakah dan Jrakah yang masuk daerah kondisi rawan bencana mencapai 630 0rang hingga Jumat (20/11/2020) kata Sekretarias Daerah Boyolali, Masruri saat kunjungan kepala BNPB Doni Monardo di tempat penampungan sementara di Desa Tlogolele Selo Boyolali.
Pemerintah Boyolali melalui pemerintahan Desa dan relawan TNI/Polri melakukan sosialisasi agar masyarakat yang rentan seperti manula, balita, disabilitas, ibu menyusui dan anak-anak diutamakan untuk dievakuasi ke tempat yang telah tersediakan. “Jumlah pengungsi pasti akan semakin bertambah tinggal melihat perkembangan status gunung merapi dari BPPTKG”, ujar Masruri
Dari pihak BNPB Pusat telah memberi bantuan 75.000 buah masker, 150 lampu garam dan bantuan dana operasional untuk penanganan pengungsi sebesar 1 milyar. Sedangkan bantuan alat reagen sebanyak 2500 untuk tes usap bagi sukarelawan dan petugas yang ada di lokasi pengungsian. “Menurut saya warga lereng merapi sudah steril dari covid-19 tetapi saya justru punya kecurigaan penularan covid-19 bisa datang dari pihak luar”, lanjutnya.
Para tenaga kesehatan dari pihak pemerintah maupun dari sukarelawan swasta telah siap di masing masing lokasi pengungsian. Para pengungsi selain membutuhkan bantuan makanan setiap hari juga membutuhkan bantuan selimut, pakaian, pempres, tikar, pembuatan MCK sederhana serta bantuan air minum jumlah banyak.
“Kami warga pengungsi juga ikut gotong royong membantu memasak di dapur umum bersama-sama dengan para relawan”, kata Suparni salah seorang pengungsi kepada reporter benuanews Jumat (20/11/2020. “Kami tidak bisa bekerja untuk cari uang, ladang kami ada di daerah rawan bencana, bagaimana kami harus kerja” kata pengungsi yang lain menimpali. “Bantuan sembako sangat kami nantikan agar kegiatan di dapur umum tetap berjalan untuk memenuhi makan minum bagi pengungsi”, kata salah seorang relawan.
(contributor:barry)