Pengairan Kelara longsor berat, yang berakibat persawahan mengalami kekeringan, yang berdampak gagal panen.

IMG_20220710_163453.jpg

Jeneponto]BenuaSulSel.Com. Pengairan Kelara mengalami longsoran parah dibeberapa titik, akibat beton pondasi dan dinding penahan tanah diduga sudah usur dan lapuk dimakan waktu, sehingga tidak kuat lagi menahan beratnya beban tanah dan material lainnya, yang berakibat longsoran menutupi aliran air sehingga dapat menyumbat aliran air, untuk mengaliriri persawahan yang ada dibeberapa Kecamatan Kelara, Tolo Utara, Kabupaten Jeneponto Sul-Sel. Jumat 15/7/2022.

Irigasi ini adalah Salah satu pengairan yang diresmikan oleh presiden RI. Joko widodo, Kurang lebih satu 1 tahun yang lalu, yakni DAM Karangloe, pengairan Kelara 2 yang terletak di Kecamatan Kelara, saat ini kondisinya mengalami kerusakan sangat parah dibeberapa ruas titik yang sampai sekarang belum ada penanganannya oleh pihak terkait.

Para petani yang mengandalkan aliran air di 5 kecamatan, dari pengairan Kelara untuk saat ini sangat resah, karena bisa jadi ribuan hektar sawah yang ditanami padi di musim tanam 2 kemarau ini, akan mengalami kerusakan / gagal panen, karena dampak dari longsornya pengairan Kelara sampai saat ini pemerintah, belum ada tanda-tanda untuk memperbaikinya, sehingga otomatis air sampai saat ini tidak ada yang mengalir kesawah- sawah padahal, untuk sementara ini tanaman padi dalam pertumbuhannya, yang sangat membutuhkan air.

Prediksi masyarakat khususnya petani, jika air dari pengairan Kelara dalam jangka waktu beberapa Minggu ini, tidak dialirkan dari DAM Kareloe Kelara, tanaman padi mereka akan mati, sehingga para petani akan mengalami kerugian besar dan gagal panen, dimusim kemarau saat ini diwilayah Jeneponto, ungkap warga yang ada mewakili para petani di Kec. Turatea dan Kelara.

Imformasi yang dihimpun media ini, dari warga yang ada disekitar wilayah pengairan Kelara, bahwa sebenarnya dari pihak Pompengan PUPR provinsi SulSel, sudah ada yang turun meninjau lokasi terjadinya longsor, bahkan sudah ingin ditindak lanjuti, untuk memperbaiki kerusakan tersebut, tapi apa yang terjadi ketika mau dikerja ada masyarakat ditempat itu diduga manklaim, bahwa lokasi itu adalah miliknya, dan ironisnya mengancam para pekerja, sehingga untuk saat ini, perbaikan dihentikan karena ketakutan dengan adanya pengancaman/ intimidasi. Ungkapnya.

Harapan warga petani kepada pemerintah Kabupaten Jeneponto dalam hal ini Bupati jeneponto dan semua jajarannya yang terkait jangan tutup mata, serta aparat pengaman yakni Polri, untuk segera menindaki tegas terhadap warga yang menklaim dan menghalang-halangi untuk proses perbaikannya.

Sejumlah elemen masyarakat di dibeberapa wilayah dan LSM Aliansi Indonesia , akan mengambil tindakan yang tak diinginkan jikalau hal ini, tidak sesegara mungkin untuk diperbaiki, ungkap petani penggarap yang tak mau diekspos namanya dimedia ini.

Sekali lagi di mohon yang sangat kepada pengambil kebijakan didaerah ini, yakni Bupati Jeneponto, untuk sesegera menangani masalah ini, dan mencari solusi, demi kemaslahatan rakyat, karena kalau ini terjadi pembiaran, akan berdampak presedent buruk dikemudian hari, dan mosi ketidak percayaan lagi kepada pemerintah setempat. Pungkasnya. (RB#).

Tim Redaksi.

Pengairan Kelara mengalami longsor berat dibeberapa titik, petani minta hati nurani pemerintah untuk segera membenahi.

Pengairan Kelara mengalami longsor berat, yang berakibat persawahan mengalaminya kekeringan, yang berdampak gagal panen.

Jeneponto]BenuaSulSel.Com. Pengairan Kelara mengalami longsoran parah dibeberapa titik, akibat beton pondasi dan dinding penahan tanah diduga sudah usur dan lapuk dimakan waktu, sehingga tidak kuat lagi menahan beratnya beban tanah dan material lainnya, yang berakibat longsoran menutupi aliran air sehingga dapat menyumbat aliran air, untuk mengaliriri persawahan yang ada dibeberapa Kecamatan Kelara, Tolo Utara, Kabupaten Jeneponto Sul-Sel. Jumat 15/7/2022.

Irigasi ini adalah Salah satu pengairan yang diresmikan oleh presiden RI. Joko widodo, Kurang lebih satu 1 tahun yang lalu, yakni DAM Karangloe, pengairan Kelara 2 yang terletak di Kecamatan Kelara, saat ini kondisinya mengalami kerusakan sangat parah dibeberapa ruas titik yang sampai sekarang belum ada penanganannya oleh pihak terkait.

Para petani yang mengandalkan aliran air di 5 kecamatan, dari pengairan Kelara untuk saat ini sangat resah, karena bisa jadi ribuan hektar sawah yang ditanami padi di musim tanam 2 kemarau ini, akan mengalami kerusakan / gagal panen, karena dampak dari longsornya pengairan Kelara sampai saat ini pemerintah, belum ada tanda-tanda untuk memperbaikinya, sehingga otomatis air sampai saat ini tidak ada yang mengalir kesawah- sawah padahal, untuk sementara ini tanaman padi dalam pertumbuhannya, yang sangat membutuhkan air.

Prediksi masyarakat khususnya petani, jika air dari pengairan Kelara dalam jangka waktu beberapa Minggu ini, tidak dialirkan dari DAM Kareloe Kelara, tanaman padi mereka akan mati, sehingga para petani akan mengalami kerugian besar dan gagal panen, dimusim kemarau saat ini diwilayah Jeneponto, ungkap warga yang ada mewakili para petani di Kec. Turatea dan Kelara.

Imformasi yang dihimpun media ini, dari warga yang ada disekitar wilayah pengairan Kelara, bahwa sebenarnya dari pihak Pompengan PUPR provinsi SulSel, sudah ada yang turun meninjau lokasi terjadinya longsor, bahkan sudah ingin ditindak lanjuti, untuk memperbaiki kerusakan tersebut, tapi apa yang terjadi ketika mau dikerja ada masyarakat ditempat itu diduga manklaim, bahwa lokasi itu adalah miliknya, dan ironisnya mengancam para pekerja, sehingga untuk saat ini, perbaikan dihentikan karena ketakutan dengan adanya pengancaman/ intimidasi. Ungkapnya.

Harapan warga petani kepada pemerintah Kabupaten Jeneponto dalam hal ini Bupati jeneponto dan semua jajarannya yang terkait jangan tutup mata, serta aparat pengaman yakni Polri, untuk segera menindaki tegas terhadap warga yang menklaim dan menghalang-halangi untuk proses perbaikannya.

Sejumlah elemen masyarakat di dibeberapa wilayah dan LSM Aliansi Indonesia , akan mengambil tindakan yang tak diinginkan jikalau hal ini, tidak sesegara mungkin untuk diperbaiki, ungkap petani penggarap yang tak mau diekspos namanya dimedia ini.

Sekali lagi di mohon yang sangat kepada pengambil kebijakan didaerah ini, yakni Bupati Jeneponto, untuk sesegera menangani masalah ini, dan mencari solusi, demi kemaslahatan rakyat, karena kalau ini terjadi pembiaran, akan berdampak presedent buruk dikemudian hari, dan mosi ketidak percayaan lagi kepada pemerintah setempat. Pungkasnya. (RB#).

Laporan Ruslan.

scroll to top