BOGOR (benuanews.com) – Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Jawa Barat tinjau lapangan depan kantor Kecamatan Parungpanjang untuk mendalami usulan akan dibangunnya Alun-alun Parungpanjang, Kabupaten Bogor, beberapa waktu lalu.
Salah satu staf Disperkim Jawa Barat, Gun Gun, menegaskan bahwa kedatangan pihaknya ke lapangan Parungpanjang hanya untuk survei, cek tempat apakah layak dibangun menjadi alun-alun di Kecamatan Parungpanjang.
“Kami datang berempat untuk melihat secara langsung tempat yang akan dibangun Alun-alun Parungpanjang itu seperti apa? Karena ada usulan hari ini, makanya kami survei, harus jelas dulu lahannya ada gak, jangan sampai jadi masalah nantinya,” ujar Gun Gun kepada wartawan KM di lokasi.
“Saya dari kantor Disperkim Jawa Barat diperintahkan untuk kesini, jadi sekarang disurvei dulu tanahnya layak apa, jangan sampai tanah warga atau apa, jadi harus jelas dulu, jangan sampai kita membangun tapi jadi polemik di masyarakat, mesti jelas dulu, kondisi yang diusulkan tuh mana tanahnya, status tanahnya kayak gimana kalau untuk penganggaran bukan di kita, kita hanya pelaksana,” tambahnya.
Gun Gun membeberkan, Alun-alun Parungpanjang pasti berdiri di masa jabatan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil periode sekarang ini.
“Pokoknya sampai akhir masa periode sekarang mungkin (2018-2023), apalagi zaman sekarang lagi pandemi virus covid-19 uangnya gak ada, cocok atau enggak nya kita akan konfirmasi dengan pemerintahan daerah, jangan sampai tanahnya jadi berubah fungsi, karena usernya nanti warga Parungpanjang, kalau kita hanya ngumpulin datanya dulu, kalau disebut pas ya pas, dan kami disini untuk membuat design, kalau selebihnya kami kembalikan kepada Ridwan Kamil masalah dibagunnya kapan,” pungkas Gun Gun.
Sementara itu, Camat Parungpanjang Icang Aliyudin menegaskan bahwa terbentuknya Alun-alun Parungpanjang adalah bagian dari visi dan misi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di masa jabatannya.
“Ya ini memang rencana dan memang visi dan misi pak Gubernur, intinya ada usulan beberapa masyarakat dan termasuk anggota Dewan dari Parungpanjang Dapil 5, kita sering komunikasi di antaranya yaitu ada pembangunan untuk alun-alun, itu di tahun 2018 bisa dibangun alun-alun di Parungpanjang dan alhamdulillah hari ini harusnya di tahun 2020, karena kita ada covid-19 sehingga terabaikan” icang
Dan hari ini sudah ada survei dan mudah-mudahan rencana pak Gubernur menjadikan alun-alun di Parungpanjang ini bisa terealisasi walupun sekarang masih tahap kajian ya, termasuk masalah kajian penetapan lokasi oleh Bupati dan termasuk anggaran-anggaran yang akan dibekukan dari APBD Provinsi.
Icang menambahkan, untuk Alun-alun Parungpanjang bisa dianggarkan di tahun 2021 dan kemungkinan bisa dibangun paling lambat 2022.
“Kalau kemungkinan 2021 bisa dianggarkan kemungkinan 2022 bisa dibangun itu paling telatnya,” tambah Icang.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil datang ke Gedung SMK Bina Putra Mandiri di Kecamatan Parungpanjang untuk menanggapi aspirasi warga terkait dampak penambangan di Kabupaten Bogor dan dirinya berjanji akan menghibahkan uang sejumlah Rp1 miliar untuk dibangun Alun-alun Parungpanjang.
“Terakhir dari saya disini tadi ada alun-alun punya ya, saya lihat fotonya alun-alunnya belum maksimal, belum nyaman, saya Insya Allah akan hibahkan 1 miliar rupiah untuk perbaikan alun-alun Parungpanjang, kalau nanti ke Bandung saya minta ukuran panjang kali lebar, supaya bisa selfie-selfie ya, supaya bisa rileks hidup jangan marah-marah aja. Saya tahu keluar rumah debu, lihat mukanya belang, mau nyium pamajikanpipinya berdebu, ini mempengaruhi keharmonisan keluarga, saya ingin warga Parungpanjang jangan jadi warga yang stress, menjadi warga yang paling bahagia, Insya Allah,” tegas Ridwan Kamil.
Namun, Selasa 15/12 lalu, lebih 2 tahun sejak janjinya, Gubernur yang biasa disapa Kang Emil mengaku Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum memiliki aset.
“Tidak ada masalah, tapi asetnya belum bisa dimiliki oleh Pemerintah, kami jadi lagi dicari pintu membuatnya ya, pokoknya dimasa saya menjabat komitmen itu disalurkan. Ada yang duluan di waktu lohor, ada yang di ashar paling akhir di maghrib, kira-kira begitu, tapi masih di hari kita melaksanakan ibadah,” beber Emil. (hari setiawan)