Obat Stroke Ampuh, Budidaya Tanaman Angkung Bisa Menjanjikan Keuntungan Di Masa Depan

WhatsApp-Image-2020-10-25-at-18.49.37.jpeg

Jawa Tengah (benuanews.com) — Tanaman Angkung berasal dari negeri daratan China jaman Dinasti Qing. Tanaman ini biasa digunakan oleh para kaisar dan orang orang tertentu pada jaman dulu sebagai obat mengatasi penyakit stroke di wilayah kerajaan China. Masuk ke Indonesia dibawa oleh para saudagar China sudah dalam bentuk ramuan kapsul.

Buah tanaman angkung berwarna biru jika sudah tua, kalau masih muda berwarna hijau. berbentuk bulatan kecil berkelopak 3-4 buah kecil bergandengan menjadi satu. Makan buah Angkung bisa sebagai obat altertaif selain obat dari dokter. Makan buah Angkung sangat dianjurkan bagi penderita yang mengalami pendarahan otak maupun bagi penderita stroke yang kritis. Dianjurkan untuk makan buah angkung mulai 1-5 hari berturut turut. Setiap makan buah angkung ada beberapa orang menyarankan 10-20 butir. Makan buah angkung tidak dianjurkan bagi ibu hamil atau gangguan ginjal.

Totok (55th) salah seorang pemilik tanaman angkung yang tinggal di Kalurahan Kampung Sewu Kecamatan Jebres Surakarta selalu menjadi tempat orang untuk meminta buah angkung bahkan terkadang bibitnya. Sahabat dan kawan yang minta buah angkung ke pak Totok biasanya untuk obat gejala stroke, asam urat atau sebagai obat kesehatan lainya. “Tidak dijual, hanya sebagai persaudaraan saja”, katanya kepada reporter benuanews-Jateng Minggu (25/10/2020).

Sularto (46th) warga Pedan Klaten pemilik lahan 500 meter telah membudidayakan tanaman buah angkung sejak 2,5 tahun lalu. Buah angkung dijual Rp.1000-2000 perbutir dan dibeli oleh pelanggan tetap yang berasal dari luar daerah. “Mereka yang beli umumnya yang terkena stroke”, katanya kepada benuanews.” Harga rata rata per kemasan Rp.100-200 ribu dengan isi 100 buah angkung ditambah ongkos kirim. Perkemasan dapat dimakan selama 5 hari kalau setiap makan 10 biji, pagi dan sore”, lanjutnya.

Banyak pasienya yang sudah sembuh biasanya membeli bibit tanaman angkung. “kalau bibit tanaman yng sudah tumbuh daunya 3-6 lembar harganya Rp. 200-300 ribu ditambah ongkos kirim” ujarnya. Per bulan pak Sularto minimal mendapat pesanan buah angkung sebanyak 10-20 kemasan dan pesanan bibit tanamanya sebanyak 25-40 pot. “Pembeli bibit ada yang untuk ditanam di halaman rumah tapi juga ada yang untuk budidaya”, lanjutnya.

Tanaman angkung tumbuhnya merambat, buah dan daunya bermanfaat bagi penyembuhan. Daunnya biasanya dimasak sayur oseng oseng atau sebagai lalapan. Tidak perlu racikan khusus, penderita langsung dapat makan buahnya atau daunya. Angkung sebagai obat herbal tergolong murah dapat terjangkau bahkan bisa untuk budidaya. Tidak banyak orang mengenal tanaman angkung dan sampai sekarang belum banyak orang membudidaya tanaman jenis ini. “Belum banyak orang memiliki tanaman angkung di daerah ini” kata Totok pungkasnya.

kontributor: barry

scroll to top