Limapuluh Kota,-Benuanews.com Luar biasa. Kinerja percepatan penurunan stunting di Kabupaten Limapuluh Kota memperoleh sorotan besar dari Tim Lintas Kementerian dan Lembaga (K/L). Tak tanggl ung-tanggung tim berkekuatan 22 orang terjun dan menyebar di empat kenagarian, Nagari Tanjuang Bungo, Nagari Sungai Naniang, Nagari Ampalu dan Nagari Piobang pada Kamis (20/10/2022) untuk mencermati langsung praktik baik penerapan aksi konvergensi pecepatan penurunan stunting di tingkat lapang.
Kedatangan Tim Lintas K/L menyusul tampilnya Kabupaten Limapuluh Kota meraih Terbaik ke-II se-Sumatera Barat pada Penilaian Delapan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Tahun 2022. Penghargaan ini diterima langsung Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Datuk Bandaro Rajo pada acara Workshop Delapan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Agustus 2022 lalu di Provinsi Bali.
“Strategi, inovasi dan kebijakan-kebijakan pendukung yang disusun untuk percepatan penurunan stunting akan digali secara mendalam oleh Tim Lintas K/L, menguji laporan dengan kenyataan di lapangan selanjutnya dibahas di tingkat pusat.
Artinya, cara Limapuluh Kota dalam menurunkan stunting bakal dikaji untuk direplikasi dan diadvokasi di tingkat pusat dan daerah, sehingga terbuka peluang bakal diadopsi secara nasional sebagai model penurunan stunting,” jelas Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Limapuluh Kota Gusdian Laora kepada Tim Kominfo di Tanjuang Bungo, Kecamatan Suliki.
Ditambahkan oleh Kepala Bapelitbang Gusdian Laora, Tim Lintas K/L terdiri atas unsur-unsur Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Desa, BKKBN, dan Konsultan Nasional Penurunan Stunting serta didampingi oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Limapuluh Kota.
Saat melakukan Focus Group Discussion (FGD) di Kenagarian Tanjuang Bungo, Tim Lintas K/L dipimpin Fasilitator Kemen PPN/Bappenas Harris Rambey memperoleh penjelasan langsung Wali Nagari Tanjuang Bungo Yefriandi Datuk Mangkuto Rajo tentang langkah-langkah, strategi dan partisipasi masyarakat dalam penurunan angka stunting.
Wali Nagari Yefriandi mengungkapkan Nagari Tanjuang Bungo dinyatakan sebagai lokus stunting pada tahun 2019, namun berkat koordinasi, inovasi dan dukungan masyarakat pada tahun 2021 dinyatakan bebas sebagai stunting.
Kata Harris, pihaknya mengapresiasi langkah-langkah Wali Nagari, pemangku kepentingan dan warga Tanjuang Bungo yang intensif berkoordinasi dengan tim percepatan penurunan stunting di tingkat kabupaten dan kecamatan serta nagari, sehingga intervensi stunting dapat berjalan.
“Program penanggulangan stunting di Nagari Tanjuang Bungo luar biasa dan dapat diimplementasikan di tempat lain demi penekanan stunting,” ungkap Harris Rambey. Lebih jauh, Wali Nagari Yefriandi menguraikan sejumlah inovasi dilahirkan untuk menekan angka stunting di wilayahnya.
Diantara inovasi itu kata Wali Nagari Yefriandi adalah Prosasa (program satu butir telur, satu rumah, satu keluarga) dan Program Diniprapus yakni pencegahan stunting berupa penyuluhan kepada calon pengantin dan ibu hamil.
“Kita telah menuangkan inovasi ini kedalam Peraturan Nagari Tahun 2020. Partisipasi warga terbilang tinggi, semisal Prosasa tidak hanya sebutir telur yang kami terima secara sukarela dari masyarakat, bahkan ada yang memberi lebih, baik telur maupun berupa uang. Uang tersebut kita belikan susu dan makanan pendamping lainnya untuk tambahan gizi bagi anak anak kita,” papar Wali Nagari Yefriandi.
Sementara itu, Ketua tim kunjungan lapangan lintas kementerian/Lembaga percepatan penurunan stuntung , Harris Rambey dalam sambutannya mengatakan tujuan kedatangan timnya adalah untuk melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukung percepatan penurunan stunting di Kabupaten Lima Puluh Kota.
“Pemerintah telah berkomitmen untuk mempercepat perbaikan gizi masyarakat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024. Prevalensi stunting pada anak balita ditargetkan untuk turun menjadi 14 persen pada tahun 2024. Selain itu, upaya percepatan penurunan stunting juga menjadi salah satu dari proyek prioritas dan major project
pembangunan nasional lima tahun mendatang,”ulasnya. Turut hadir pada FGD Tim Lintas K/L Kepala Bapelitbang Kabupaten Limapuluh Kota Gusdian Laora, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Limaluluh Kota, dr. Adel Noviarman, Camat Suliki Ali Sabri, Forkopimca, Kepala Puskesmas, Bamus, Kader Kesehatan, Pendidikan, KPM, Bidan Desa serta para Ibu hamil/keluarga penerima manfaat.
Di sisi lain, Kepala Bapelitbang Gusdian Laora mengungkapkan kesan positif juga diperoleh Tim Lintas K/L saat melakukan FGD di Nagari Sungai Naniang, Ampalu dan Piobang, terutama semangat dan kebersamaan pemangku kepentingan untuk menurunkan angka stunting di masing-masing wilayah. “Karenanya kita optimis percepatan penurunan stunting trend-nya akan semakin meningkat di Limapuluh Kota,” ucap Gusdian Laora. (Julian)