Padang, Benuanews.com,- Ketua Dewan Pakar Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) Kota Padang Pun Ardi membuka secara resmi workshop Implementasi Kurikulum Merdeka, Selasa, 19 Juli 2022. Whorkshop diikuti oleh 161 orang guru PAUD se Kota Padang dan berlangsung selama 4 hari 19-22 Juli 2022.
Ketua Panitia Workshop Devi Eka Putri dalam laporannya mengatakan, Whorkshop akan berlangsung selama 4 hari dengan jumlah peserta 161 orang guru PAUD se Kota Padang. “Acara Whorkshop terbagi dalam dua kelompok, yakni kelompok 1 pada hari ini sampai besok, kemudian kelompok 2 dari 21-22 Juli 2022” ujar Devi.
Workshop ini menghadirkan narasumber yang kompeten dibidangnya, seperti Ir Gusfri Nelly M.Pd, Desfiar Hanif S.Pd, MM
Emelda M.Ed dan Gusti Indriyeni S.Pd.
Ketua Dewan Pakar HIMPAUDI Kota Padang Pun Ardi, dalam kata sambutannya mengatakan, menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Selain itu, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. “Pemerintah menetapkan struktur kurikulum yang menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum operasional sekolah,” papar Pun Ardi.
Jelasnya, tujuan dari penyusunan komponen kurikulum operasional satuan pendidikan merdeka belajar guna membantu proses berpikir dan mengembangkan satuan pendidikan
Mereka berkesempatan menimba ilmu lebih dalam terkait implementasi dan strategi kurikulum Merdeka Belajar bersama beberapa narasumber berkompeten di Aula Dinas Pendidikan Kota Padang Ulak Karang.
Kabid PAUD Dikmas Dinas Pendidikan Kota Padang AH Azmi SH dalan kata sambutannya mengatakan kurikulum Merdeka Belajar merupakan kurikulum prototipe guna mempercepat mencetak generasi emas yang berkarakter sesuai dengan profil Pancasila, dimana kita dituntut memerdekakan anak-anak kita untuk belajar, tidak lagi seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dia sangat mengapresiasi atas terselenggaranya Workshop penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan merdeka belajar, sebagai bekal mendasar bagi para pendidik dan tenaga kependidikan, karena kurikulum operasional merupakan jantungnya lembaga dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang nantinya direalisasikan di lembaga satuan pendidikan masing-masing. “Setelah workshop ini, minimal ada bayangan, apa itu kurikulum merdeka,” harap Azmi.
Dalam kurikulum ini, kata dia, memberikan seluas-luasnya kepada pendidik untuk mengembangkan kemampuan anak secara totalitas. Selain itu, lanjutnya, guru bisa menggunakan media apa saja yang ada untuk memperluas kemampuan anak didik.
Pembukaan acara workshop implementasi kurikulum merdeka, juga dihadiri oleh
Kasie Paud Dra Reni Yudia
Kasie GTK Wenny Kuswara S.Hum, MM
( Marlim)