Kerukunan Hidup Beragama Serta Memiliki Toleransi Dengan Membangun Dan Memelihara “Kesatuan Hati”

Pasfoto.jpg

BENUANEWS.COM-NIAS/SUMUT
Kerukunan antar umat beragama merupakan kondisi sosial ketika semua golongan agama bisa hidup bersama, tanpa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajibannya. Masing-masing pemeluk agama yang baik harus hidup rukun dan damai.

Membangun dan memelihara hidup yang damai dan Harmonis itu menjadi tanggunggung jawab semua orang.Untuk Itu setiap orang mesti sadar dan ikut bertanggung jawab untuk menciptakan hidup yang rukun dan damai.

Di mana kesadaran tersebut mesti berawal dari diri kita sendiri,namun dari hal tersebut harus melibatkan semua unsur dan elemen masyarakat dalam membangun dan memelihara hidup yang aman dan damai agar Perdamaian itu bisa terwujud sesuai harapan.

Di lanjut oleh pembuat artikel ini menyampaikan bahwa Di dalam menciptakan perdamaian tentu banyak unsur yang harus mengambil bagian termasuk elemen masyarakat juga para tokoh agama baik secara terbuka maupan secara eksternal.

Dalam upaya menciptakan dan memelihara perdamaian ada beberapa fase atau mekanisme yang harus kita buat yaitu :
*Menanamkan dalam hati budaya damai yang betul-betul sangat di fahami dan terima oleh berbagai pihak dan bisa mengolah kata demi kata dalam baik cari pikir maupun pandangan-pandangan yang positif yang memiliki nilai yang sikap serta berperilaku hidup yang merefleksikan dan menginspirasi respek terhadap hidup dan Hak Azasi Manusia seperti Penolakan terhadap segala bentuk kekerasan harus memiliki komitmen untuk berpatisipasi sebagai pemenuhan kebutuhan untuk generasi sekarang dan kaum generasi yang akan datang serta memiliki nilai-nilai saling menghargai mengedepankan kesetaraan hak baik kaum laik-laki maupun perempuan tanpa membeda-bedakan karena di jaman sekarang telah bebas memberi pendapat,kritikan,Solusi dan Saran serta kebebasan berdemokarsi,beragama dengan nilai toleransi,solidaritas saling kerjasama dan beretika.”Ucapnya

Di zaman 4.0 sekarang ini kerap sekali muncul berita Hoax, politik identitas, isu sara dan hal-hal lain yang menjadi sumber perpecahan persatuan bangsa dan Negara Selanjutnya dapat menjadi konflik fisik antar kelompok suku, budaya dan juga dapat membawa konflik dalam kelompok pelajar/intelektual.

Oleh karenanya artikel ini Mari (Membangun dan Memelihara Perdamaian) bertujuan untuk dapat menjadi acuan etika dalam mencegah konflik dalam isu zaman digital sekarang ini.Tegasnya
Delianus Mendrofa
Guru Mapel: Pendidikan Agama Kristen.
Unit Kerja: SDN 078500 Fahasaradodo Fadoro Hunogoa
Mahasiswa PPG IAKN Ambon Tahun 2022

(E DM)

scroll to top