Lombok Barat, NTB benuanews.com – Kapolres Lombok Barat, AKBP Wirasto Adi Nugroho, SIK beserta jajarannya, menyambut kunjungan Tim Divhubinter Polri di Mapolres Lombok Barat, Rabu (27/07).
Kunjungan ini merupakan bagian dari monitoring dan evaluasi perbatasan di wilayah Hukum Polres Lombok Barat, Polda NTB.
Pada kesempatan itu, Ses NCB Interpol Indonesia Brigjen Pol Amut Chandra JB, SH., MH., selaku Ketua Tim Monev menyampaikan menyampaikan tujuan kedatangan tim nya.
“Ingin melihat secara langsung terhadap pengelolaan perbatasan, yang mana Daerah perbatasan dibebankan kepada Divhubinter Polri,” ungkapnya.
Selain terkait dengan perbatasan, tidak terlepas dengan Human Trafficking, yang mana di NTB merupakan daerah asal dan cukup banyak penyumbang tenaga kerja ilegal yang Ke Malaysia.
“Maka dari itu kepada masyarakat agar tidak tergoda dengan iming-iming calo pencari tenaga kerja dan memilih perusahaan penyalur tenaga kerja yang resmi,” imbaunya.
Di Indonesia terdapat 16 Polda yang berbatasan langsung dengan Negara Luar dan menjadi perhatian pemerintah terkait Daerah Perbatasan ini.
Kemudian, Kapolres Lombok Barat AKBP Wirasto Adi Nugroho, SIK memaparkan Pulau Sofia Lausia yang merupakan pulau terluar di Lombok Barat.
“Pulau Sofia Lausia sebenarnya merupakan karang di tengah laut, yang di atasnya terdapat mercusuar dan tidak ada penduduk,” ungkapnya.
Penduduk local juga menyebut Pulau Sofia Lausia ini dengan sebutan Pulau Sepatang Pulau tersebut terletak di Dusun Panggang Desa Persiapan Blongas.
“Untuk masyarakat yang tinggal di Dusun Panggang mayoritas merupakan Nelayan, sedangkan kerawanan yang terjadi di sini adalah ilegal fishing,” jelasnya.
Terkait akses menuju pos pantau Pulau Sofia Lausia ini, perjalanan terdekat bisa menjangkaunya dengan menggunakan roda empat. Lalu melanjutkannya dengan menggunakan kendaraan roda dua (motor trail).
“Dalam pengamanan, telah membangun Pos Pantau di Dusun Panggang, namun selain akses menuju lokasi, untuk komunikasi masih sulit,” bebernya.
Sehingga untuk memaksimalkan dalam pengamanan pulau terluar ini, Kapolres Berharap kedepnnya lebih mendapat dukungan sarana dan prasana yang lebih memadai. Serta penambahan jumlah personel, untuk lebih memaksimalkan pengamanan perbatasan atau pulau terluar ini.
Sementara itu di Lokasi Pos Pantau pulau terluar ini, Kabaglotas Set NCB Interpol Indonesia Divhubinter Polri Kombes Pol Dodied Prasetyo Aji, S.I.K., MH., mengatakan, Perbatasan merupakan titik strategis zona wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Terkait dengan perbatasan dengan Negara lain ini, yang ada di Polda-polda memang harus kita tahu. Termasuk kejahatan lintas negara semakin meningkat semakin banyak, sehingga membutuhkan Kerjasama dengan seluruh stakeholder pemerintahan yang ada,” ungkapnya.
Perbatasan banyak di Indonesia, seperti dengan Malaysia disitu lalu lintas ekonomi, manusia, yang menjadi atensi pihaknya.
“Sehingga kita tekankan, untuk kedepannya apapun yang terjadi terkait perbatasan, untuk segera melaporkannya. Agar dapat lebih cepat bagaimana menentukan langkah dan solusi, seperti masalah pelanggaran di perbatasan,” imbuhnya.
Terkait dengan isu pulau sepatang pernah diklaim oleh Malaysia, Dodit menegaskan bahwa pulau sepatang merupakan bagian dari NKRI.
“Kita jaga pulau sapatang ini, bagian dari NKRI, sehingga mengharapkan dukungan masyarakat menjaga kesatuan NKRI. Saya lihat warga disini tetap memberikan dukungannya, selain itu juga saya melihat disini sangat bangus untuk mengembangkannya menjadi obyek wisata,” bebernya.
Menurutnya, Ketika ini sudah menjadi destinasi wisata tentunya kepemilikan pulau sepatang ini semakin dijaga.(Arf)