Jacob Ereste : Keseimbangan Olah Raga, Olah Pikir dan Olah Rasa Sebagai Laku Spiritual Pertahanan Diri

IMG-20220825-WA0114.jpg

Banten,Benua News.com-Ketika segala sesuatu dipandang dari perspektif politik, maka arah tujuan utama dan akhir dari apa saja yang dilakukan adalah kekuasaan. Sedangkan segala sesuatu yang cuma diidolakan dari hasrat ekonomi, maka keuntungan dan kekayaan menjadi target utama yang acap abai kepada dimensi sosial dan budaya bahkan agama.

Dimensi budaya berperan menata etika, sementara agama menjaga moral dan akhlak agar tidak sampai menghalalkan segala cara.

Dalam konteks inilah kesadaran dan pemahaman spiritual perlu dibangkitkan dengan dalam bentuk gerakan kesadaran dan pemahaman untuk menjadi pemandu syahwat dan birahi kekuasaan, kerakusan dan ketamakan untuk menumpuk harta.

Karena semua itu harus dilakukan dengan takaran yang wajar — jika tidak bisa dibatasi secukupnya saja — sehingga sikap dan sifat ugahari tidak hanya terwujud pada hal-hal yang imateri, tetapi juga meliputi segala bentuk dan aspek kehidupan yang tak mungkin mengabaikan semua keperluan hidup yang meliputi lahir dan batin.

Kekuasaan dan kekayaan yang memabukkan itu, jelas karena birahi dan syahwat liar yang tidak mampu untuk dapat dikendalikan dengan baik dan seimbang. Maka itu keseimbangan antara yang lahir dengan hal-hal yang batin harus selalu seimbang.

Olah raga yang dominan masih dilakukan oleh kebanyakan manusia di awal abad ini sekedar untuk menjaga kesehatan fisik. Berikutnya baru diikuti oleh mereka yang paham perlunya oleh pikir. Adapun kesadaran oleh fikir ini pun dilakukan sekedar untuk ditinggal oleh jaman yang begitu cepat melesat meninggalkan waktu kemarin hingga mungkin bisa tergagap pada banyak hal yang harus dihadapi pada hari ini.

Artinya, begitulah urutan pilihan manusia hari ini untuk melakukan olah rasa. Adapun oleh rasa ini yang sangat erat terpaut dengan jiwa — jauh dari raga dan pikir manusia — dominan terabaikan. Padahal rasa dan jiwa inilah yang berperan besar dalam mengendalikan etika, moral dan akhlak — keimanan setiap orang yang dicercap dari keyakinannya beragama– untuk mengendalikan segenap sikap dan sikap kemanusiaannya yang disebut dari langit itu sebagai khalifah di muka bumi.

Dalam perspektif ini maka jelas dan pasti laku spiritual sebagai basis etika, moral dan akhlak luhur manusia pada abad ini sangat mendesak serta perlu untuk dijadikan basis kepribadian (sikap dan sifat) yang tangguh dalam menghadapi godaan duniawi yang semakin gila-gilaan terjadi karena olah manusia yang nyaris tidak lagi berbudi.

Banten, 25 Agustus 2022

Redaksi

Redaksi

Satu Pelurumu Hanya Tembus Satu Kepala Manusia...Tetapi Satu Tulisan Seorang Jurnalis Bisa Tembus Jutaan Manusia (082331149898)

scroll to top