Ir Reiner : Proyek Pemerintah Banyak Yang Gagal Karena Panitia Lelang Tunjuk Pemenang Dengan Tidak Wajar

IMG-20220407-WA0034.jpg

Padang, Benuanews.com,- Tidak selesainya pengerjaan Balai Budaya Sumatera Barat membuat mantan Walikota Solok Reiner angkat bicara. Sebagai mantan Ketua Kontraktor dan penasehat Gapeksindo Kota Padang, Reiner merasa prihatin dengan mangkraknya pembangunan gedung Budaya tersebut.

“Panitia lelang juga harusnya diperiksa, mereka mestinya ikut bertanggung jawab sebab sudah menunjuk / memenangkan kontraktor, apalagi diduga perusahaan tersebut tawarannya tidak wajar, atau menawar dengan harga cukup rendah dari perencanaan yg dibuat Konsultan” ujar Reiner.

Reiner mengatakan sangat mungkin kontraktor kabur kerena takut menderita kerugian yg lebih besar. “Berdasarkan Evaluasi saya dan rekan-rekan kontraktor, panitia lelang main aman saja dengan menunjuk penawaran meski tawaran tersebut tidak wajar” ungkap mantan Walikota Solok ini.

Beberapa tahun terakhir sangat banyak pekerjaan proyek pemerintah yang tidak siap tepat waktu , kontraktor kena denda. Penyebabnya menurut Reiner adalah karena penawar yang dimenangkan tidak wajar. Maka para panitia lelang layak dan mestinya ikut bertanggung jawab terhadap kegagalan tersebut” ungkap Reiner.

Menurut Reiner pernyataannya ini dimaksudkan untuk mengatasi problem-problem tersebut. Karena Meski sudah demikian keadaannya, kenyataannya tahun ini panitia lelang masih juga memenangkan penawaran yg secara umum /teknis lebih parah turunnya dari tahun-tahun sebelumnya , seperti penawaran pembangunan 3 bh gedung sekolah di dinas pendidikan kota Padang, kontraktor yg ditunjuk oleh panitia lelang turun lebih dari 29 % dari plafoun anggaran, hal ini secara teknis dinilai dari sisi apapun sangat kuat dengan dugaan tidak wajar, nah bagaimana dikatakan mereka tidak bertanggung jawab” ujarnya.

“Apa mesti kita tunggu dulu akhir dari pengerjaan kegiatan tersebut, setelah sekian banyak contoh kegagalan yang kita lihat??” tanya Reiner

Untuk diketahui, saat ini para kontraktor di Padang khususnya dan Sumbar umumnya bahkan Nasional sejak beberapa tahun belakangan ini, ibarat mati suri karena panitia menangkan penawaran yg tidak wajar tsb, mereka terpaksa ikut-ikut terjun payung menawar rendah dengan alasan butuh pekerjaan untuk hidupi keluarga, bayar gaji karyawan.Mereka terpaksa meski tahu beresiko kerugian, bagi yg cerdas terpaksa berpuasa, hal ini disebabkan oleh panitia main aman tadi, kondisi ini ditengarai akan terus berlanjut bahkan semakin parah, akan tetapi celakanya tidak ada yg peduli, ungkap Reiner kesal.

Berdasar evaluasi, panitia takut disanggah rekanan, mereka takut dipanggil yang berwenang, karena banyak juga kejadian hal tersebut dimanfaatkan para Oknum yang tidak bertanggung jawab, dijadikan atm , parahnya para Ka Daerah yg menunjuk mereka membiarkan saja tanpa ada pembelaan sama sekali, maka sangat wajar mereka lebih pilih main aman..

Jadi kalau diurai persoalan ini berawal dari Kepala daerah yang telah menunjuk panitia tapi tidak mengevaluasi pelaksanaan tugas-tugas mereka.Problem mereka apa, kalau ada katakan, jangan takut disanggah dan jangan mau diintimidasi oknum. “Andai mereka di Back Up atau dijamin oleh Kepala Daerah, maka dipastikan mereka akan bekerja profesional.

Kemudian evaluasi rekanan terendah yg responsif sebagaimana amanat UU dan Kepres, maka tidak akan ada lagi pekerjaan yang tidak siap. Rekanan tidak akan didenda kecuali yang nakal, serta tak ada lagi kerugian negara, para kontraktor akan nyaman, para karyawan terima gaji, para tenaga kerja juga bisa tersenyum setiap akhir minggu bawa uang pulang untuk anak istrinya serta segudang multi player efek lainnya, akhir Reiner.

(Marlim)

scroll to top